Beasiswa kursus hemodialisa untuk perawat penting di Indonesia

id hemodialisa,kompetensi perawat,penyakit ginjal,ginjal kronis,anggota dpr,dpr ri

Beasiswa kursus hemodialisa untuk perawat penting di Indonesia

Ilustrasi: Petugas memeriksa pasien yang menjalani pengobatan cuci darah (Hemodialisa) di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang, Jawa Timur, Senin (7/8/2023). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/Spt. (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mengatakan beasiswa kursus hemodialisa bagi perawat penting untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemerataan layanan kesehatan.

Saat ini, kata dia, diperkirakan Indonesia mengalami kekurangan 10 ribu perawat hemodialisa dan tidak murah menambah kompetensi perawat di bidang itu. Bahkan sering kali perawat harus mengeluarkan uang sendiri.

“Tenaga kesehatan dan tenaga medis ini saling mengisi. Untuk membuka layanan hemodialisa tidak hanya cukup ada dokter ahli ginjal. Perlu juga perawat yang mengerti standar operasional di ruang hemodialisa,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Legislator itu menyebut prevalensi penyakit ginjal kronis terus meningkat. Dia mengutip data dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) yang menyebut bahwa satu di antara 10 orang mengalami penyakit ginjal.

Selain itu, kata dia, pada 2019 penyakit ginjal menduduki peringkat ketujuh penyebab kematian dan diperkirakan pada 2040 menduduki peringkat kelima.

“Ini berarti kebutuhan untuk hemodialisa juga semakin besar,” ucapnya.

Edy menjelaskan SDM kesehatan perlu diperhatikan dalam pemerataan layanan kesehatan. Menurutnya, penambahan dokter spesialis saja tidak cukup, butuh dukungan tenaga kesehatan dan medis yang mumpuni.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Beasiswa perawat kursus hemodialisa penting bagi layanan kesehatan

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024