Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung Program "Satu Perawat Satu Kampung" yang dicanangkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menunjang penguatan kesehatan masyarakat di wilayah setempat.
"Ide yang sangat bagus ini akan segera kita diskusikan. Program satu perawat untuk satu kampung sangat diperlukan di masyarakat, di mana perawat ini adalah ujung tombak baik di rumah sakit maupun di masyarakat," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dalam keterangan resminya di Yogyakarta, Senin.
Menurut Singgih, program satu perawat untuk satu kampung bakal menunjang Kota Yogyakarta dalam pemenuhan dan penguatan dari sisi kesehatan, terutama terkait kegiatan posyandu, penurunan stunting, serta pendampingan gizi.
Perawat, kata Singgih, sangat dekat dengan masyarakat sehingga diharapkan perawat terus menjalankan profesinya dengan penuh semangat berbekal dari pengalaman yang ada.
Pada puncak HUT ke-50 Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPNI Kota Yogyakarta Tahun 2024, dia juga menekankan para perawat bisa meningkatkan soft skill mereka, agar masyarakat memiliki penilaian yang baik terhadap citra perawat di Kota Yogyakarta.
Ketua DPD PPNI Kota Yogyakarta Subworo berharap program satu perawat untuk satu kampung segera direalisasikan, sehingga mampu membantu 4.000 perawat di Kota Yogyakarta yang belum memiliki lahan pekerjaan.
"Jumlah 4.000 perawat ini belum semua mendapatkan pekerjaan yang tetap. Sehingga dengan adanya ide ini memungkinkan perawat mendapatkan pekerjaan," katanya.
PPNI Kota Yogyakarta, kata Subworo, akan mendukung penilaian uji kompetensi perawat yang tergabung dalam program satu perawat untuk satu kampung.
"Untuk kompetensinya, saya rasa cukup dengan anggota kami yang mencapai 4.000 orang. Jika ini berlangsung juga akan dilakukan seleksi terutama pada 'soft skill'," katanya.