Jakarta (ANTARA) - Profesor Kumba Digdowiseiso secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nasional (Unas) Jakarta sebagai langkah pertanggungjawaban akademis setelah diduga terlibat kasus plagiat.
“Pengunduran diri saya ini merupakan bentuk pertanggungjawaban akademis saya kepada Rektor Unas dan sivitas akademika agar tidak membebani kampus dalam melakukan investigasi terhadap persoalan yang sedang saya hadapi," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Pengunduran diri Kumba merupakan bentuk pertanggungjawaban akademis setelah dituding mencatut nama dosen Universiti Malaysia Terengganu (UMT) dalam publikasi ilmiahnya.
Seperti diketahui, Kumba dituding mencantumkan nama orang lain dalam publikasi ilmiah seperti dituliskan media retractionwatch.com pada 11 April 2024.
Meski demikian Kumba menegaskan tuduhan terhadap dirinya tidak benar dan tidak memiliki dasar, yang bahkan terdapat kesan menjatuhkan nama baik dirinya serta bersifat character assasination.
Kumba mengaku sangat menjunjung tinggi integritas akademis, sehingga ia bersedia dan siap untuk menjalani proses terkait dengan tuduhan, dugaan, dan fitnah yang ditujukan kepada dirinya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dekan FEB Unas mengundurkan diri, buntut kasus tuduhan plagiat
Berita Lainnya
22 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus judol libatkan oknum Komdigi
Minggu, 17 November 2024 5:24 Wib
Empat orang meninggal dunia akibat kebakaran rumah di Jakarta Utara
Jumat, 8 November 2024 9:21 Wib
RK bertemu Prabowo dan Jokowi menjadi sinyal dukungan di Pilkada
Sabtu, 2 November 2024 4:45 Wib
Kabinet Merah Putih kembali ke Jakarta setelah ikuti retreat di Akmil
Minggu, 27 Oktober 2024 11:30 Wib
Bus rombongan anak TK hangus terbakar di ruas Tol Becakayu
Kamis, 24 Oktober 2024 12:35 Wib
Jakarta diprakirakan hujan ringan pada Kamis malam
Kamis, 24 Oktober 2024 5:50 Wib
Istana Kepresidenan Jakarta bersolek menyambut Prabowo
Kamis, 17 Oktober 2024 18:38 Wib
BMKG sebut BBM bersulfur tinggi harus dikurangi demi udara Indonesia berkualitas
Rabu, 16 Oktober 2024 11:58 Wib