BRIN mengembangkan pemanfaatan silika biogenik dari limbah agroindustri

id BRIN,riset,limbah agroindustri,lingkungan hidup,sawit

BRIN mengembangkan pemanfaatan silika biogenik dari limbah agroindustri

Tangkapan layar - Paparan Peneliti Pusat Riset Agroindustri BRIN Hoerudin soal riset pemanfaatan biosilika yang berasal dari limbah agroindustri, dalam sebuah gelar wicara yang digelar di Jakarta, Jumat (19/7/2024). (ANTARA/Sean Filo Muhamad/Youtube BRIN)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan pemanfaatan silika biogenik yang berasal dari limbah agroindustri, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Dalam sebuah gelar wicara yang digelar di Jakarta, Jumat, Peneliti Pusat Riset Agroindustri BRIN Hoerudin memaparkan Indonesia memiliki empat komoditas unggulan dalam agroindustri, di antaranya kelapa sawit sebanyak 256,83 juta ton per tahun, padi sebanyak 54,75 juta ton per tahun, tebu sebanyak 32,4 juta ton per tahun, dan jagung sebanyak 23,56 juta ton per tahun.



"Kalau dicermati, keempat komoditas ini berdasarkan literatur tergolong sebagai silika akumulator, atau tanaman yang banyak menyerap kandungan silika," katanya.

Hoerudin menjelaskan, banyaknya jumlah silika biogenik tersebut kian meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah produksi keempat tanaman tersebut.

Salah satu contohnya, ungkap dia, dalam padi yang dipanen sebanyak 5-10 ton per hektare, terdapat sekitar 230-470 kg biosilika yang umumnya berasal dari sekam padi.

"Bila diproses menjadi abu, maka biosilika yang bisa dihasilkan bisa mencapai sekitar 1,92 juta ton per tahun," ujarnya.

Namun sayangnya, kata Hoerudin, selama ini pemanfaatan biosilika belum diperuntukkan menjadi produk yang bernilai ekonomi, karena selama ini sumber biosilika seperti sekam padi hanya dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar pengganti kayu/minyak tanah.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kembangkan pemanfaatan silika biogenik dari limbah agroindustri
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024