Gunungkidul (ANTARA) - Warga terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan kegembiraannya memperoleh bantuan air bersih yang mulai mengalir dari berbagai pihak, salah satunya dari Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Perwakilan Yogyakarta pada Senin (19/8).
Laznas BMH Yogyakarta pada musim kemarau kali ini melakukan program pipanisasi untuk membantu warga yang terdampak kekeringan di dua dusun, yaitu Dusun Mojing dan Dusun Sambi ang keduanya berada di Desa Botodayakan, Rongkop, Gunungkidul.
Kepala Divisi Program BMH D.I Yogyakarta Syai'in Kodir menatakan sejak dikeluarkan status penetapan siaga darurat bencana kekeringan oleh Pemerintah D.I Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 2024, BMH Yogyakarta terus berkoordinasi dan melakukan pemetaan wilayah yang terjadi kekeringan.
"Sejak Pemerintah DIY mengeluarkan Surat Keputusan darurat kekeringan tanggal 1 Agustus sampai dengan tanggal 31 Agustus 2024, BMH Yogyakarta merespon dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan juga melakukan distribusi air bersih kepada warga dan hari ini kita lakukan pipanisasi," kata Syai’in.
Salah satu warga yang tinggal di Dusun Mojing, Musiyar (56), sangat antusias atas bantuan pipanisasi yang diberikan oleh Laznas BMH Yogyakarta. Ia pun mengungkapkan rasa kebahagiaannya dan menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menyukseskan program pipanisasi.
"Alhamdulillah, akhirnya penantian panjang yang selama ini kami harapkan akan segera terwujud. Setelah penyambungan pipa ini selesai, air akan mengalir ke rumah-rumah warga. Terima kasih kami sampaikan kepada BMH Yogyakarta dan juga warga yang telah bersama-sama kerja bakti merampungkan penyambungan pipa," ungkap Musiyar.
Dalam kesempatan yang sama, warga setempat yang juga ketua Karang Taruna dusun Mojing, Saiful Prihatin (41) mengungkapkan hal yang senada. Saiful, sapaan akrabnya, merasa sangat bahagia dengan adanya bantuan dari BMH Yogyakarta.
"Pipanisasi ini menjadi solusi yang kami harapkan. Karena selama ini warga hanya bisa mengandalkan air hujan, dan ketika musim kemarau tiba warga harus beli air bersih. Masyarakat Mojing sini merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang saya rasakan ini," kata Syaiful.