Endress+Hauser dan Sarihusada serah terimakan Program WASH kepada warga Kalurahan Giricahyo Gunungkidul

id wash,sarihusada

Endress+Hauser dan Sarihusada serah terimakan Program WASH kepada warga Kalurahan Giricahyo Gunungkidul

Program Water Access Sanitation Hygiene (WASH) di Kalurahan Giricahyo, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (ANTARA/HO-Sarihusada)

Yogyakarta (ANTARA) - PT Endress+Hauser Indonesia bersama dengan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) melalui mitra kerjanya, Yayasan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP), secara resmi melakukan serah terima Program Water Access Sanitation Hygiene (WASH) kepada warga Kalurahan Giricahyo, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Kantor Kelurahan Giricahyo, Kamis (21/11).

Kelurahan Giricahyo, yang sebagian besar memiliki struktur tanah berbatuan karst, selama ini termasuk wilayah yang masuk ke dalam kategori kekurangan air selama 32 tahun Program WASH telah masuk ke Kalurahan Giricahyo pada akhir tahun 2023 dengan melakukan beberapa intervensi, di antaranya adalah revitalisasi infrastruktur sumber air Goa Plawan hingga reservoir utama di atas bukit, serta instalasi Sambungan Rumah (SR). Hingga saat ini, sebanyak 223 SR telah terpasang.

Program ini telah berhasil mengangkat air dari Goa Plawan dengan debit 4 liter per detik, yang kini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di dua dusun di Giricahyo, yaitu Dusun Gabug dan Dusun Wuni. Saat ini, pengelolaan air bersih dari Goa Plawan dikelola oleh Kalurahan Giricahyo melalui kelompok Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (SPAMDes).

Dalam kesempatan tersebut, Lurah Giricahyo Suparyana menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat terkait perhatiannya terhadap Kalurahan Giricahyo. "Masyarakat Giricahyo saat ini telah dapat merasakan dampak positif dari bantuan ini, dan semoga Giricahyo semakin melimpah airnya," ujar Suparyana dalam acara Serah Terima Program WASH dan Monitoring Evaluasi Program WASH di Kalurahan Giricahyo, Kapanewon Purwosari Gunungkidul.

Sementara itu, Panewu Purwosari Baryono Buang Prasetyo berharap kerja sama yang terjalin antara masyarakat Giricahyo dan berbagai instansi dapat terus dilanjutkan di masa mendatang. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan terbesar bukanlah dalam membuat program WASH, melainkan merawat program tersebut agar lestari.

"Jangan sampai program ini berhenti di tengah jalan. Oleh karena itu perlu dibahas bagaimana agar program ini dapat berkelanjutan. Kami akan terus berupaya untuk menyelesaikan masalah air di Kapanewon Purwosari ini sehingga suatu saat nanti, wilayah ini akan terbebas dari kekeringan," ujar Baryono.

Salah satu warga Giricahyo, Ratno Wiharjo (68 tahun) mengungkapkan rasa syukur atas hadirnya program WASH tersebut. Berkat program ini, kini keluarga kecilnya tidak perlu lagi membeli air bersih yang sebelumnya dibanderol seharga Rp 120 ribu per tangki. "Alhamdulillah, air (dari instalasi sambungan rumah)-nya mengalir kencang," kata Ratno.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Gunungkidul Muhammad Fajar Nugroho menyatakan syukur atas keberhasilan program yang telah berjalan dengan baik selama setahun ini. Ia menjelaskan bahwa Giricahyo selama ini memang merupakan salah satu wilayah di Gunungkidul yang setiap tahunnya selalu mendapatkan bantuan air bersih.

Dengan adanya pembangunan jaringan air bersih ini, maka capaian akses air bersih di wilayah tersebut kini mencapai 30 persen. Artinya, masih ada pekerjaan rumah untuk mencapai target 70 persen akses air bersih di wilayah ini.

"Marilah kita semua menyambut dengan baik bantuan ini, salah satunya dengan merawat sistem ini agar dapat berfungsi dengan optimal. Karena kita tentu tidak ingin capaian air bersih menurun lagi. Untuk mempertahankan capaian ini, maka peran pengelola dan masyarakat adalah sangat penting," kata Fajar.

Fajar juga menyampaikan tiga pesan kepada masyarakat Giricahyo. Yang pertama adalah menjaga aset yang telah diberikan. Kedua, menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan reboisasi. Ketiga, menjaga pengelolaan kelembagaan dengan sebaik-baiknya. "Jangan sampai ada ‘one-man shows’. Kelembagaan harus diberdayakan semuanya bisa berjalan dengan baik," tutur Fajar.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul Wahyu Ardi Nugroho mengungkapkan rasa syukur karena penyediaan air di Giricahyo akhirnya bisa dirasakan oleh warganya.

Ia juga berpesan agar keberlanjutan konservasi air terus dilakukan. "Harapan kami sinergi semua pihak dapat terus dilakukan sehingga kekurangan capaian air bersih sebesar 70 persen bisa segera tercapai," kata Wahyu.

Ketua SPAMDes Goa Plawon Kalurahan Giricahyo Endro Ariwibowo mengutarakan bahwa Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sebenarnya selalu aktif melakukan program pengangkatan air di wilayah tersebut. Namun, meskipun air sering berhasil dialirkan, sering kali aliran tersebut terhenti karena kerusakan pompa, yang biaya penggantiannya sangat mahal.

Endro juga berterima kasih atas kolaborasi berbagai pihak, karena bantuan yang diberikan mencakup peralatan, pompa cadangan, hingga bekal ilmu manajemen pengelolaan instalasi air bersih. Saat ini pihaknya sudah berhasil mengalirkan air ke lebih dari 223, yang mencakup 1.200 Kepala Keluarga (KK). "Kami senantiasa memohon bimbingan dan arahan dari berbagai pihak tersebut agar bisa terus memelihara sistem ini," kata Endro.

Marketing Communication Manager Endress+Hauser Frida Attila menyatakan rasa syukur atas kesempatan untuk mengunjungi dan melakukan serah terima instalasi air bersih kepada warga Giricahyo. Ia menjelaskan, acara serah terima tersebut menjadi momen yang membahagiakan, mengingat proses pembuatan instalasi tersebut memang memakan waktu yang cukup lama.

Pihaknya juga menyadari bahwa pekerjaan rumah belum selesai karena masih ada 70 persen wilayah di Giricahyo yang belum teraliri air bersih. "Mari kita jaga dan kelola bersama-sama agar kekurangan 70 persen tersebut bisa terpenuhi. Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah buat kita semua dan Insya Allah program ini akan terus berlanjut hingga 100 persen warga Giricahyo mendapatkan akses air bersih," ungkap Frida.

Direktur LPTP Surakarta Sumino menjelaskan alasan di balik lamanya proses pembangunan instalasi air bersih ini. Ia menyatakan bahwa pihaknya ingin menghasilkan output yang maksimal, namun banyak infrastruktur di Giricahyo yang belum optimal. "Kami ingin memetakan dengan cermat agar program ini dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

"Kami akan berupaya tetap terlibat dalam menata dan membangun sistem air bersih di wilayah ini. Semoga program kali ini dapat berjalan lebih baik. Dengan dukungan Sarihusada dan Endress+Hauser, kami yakin dengan menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait serta publikasi, pengamanan sumber air Goa Plawon untuk menjamin keberlanjutan operasional pelayanan air bersih, perluasan jaringan pemipaan air bersih sebagai upaya untuk pemerataan akses air bersih, serta penguatan kelembagaan SPAMDes Goa Plawon Kalurahan Giricahyo," kata Sumino.

Factory Director Specialized Nutritrion (SN) East Factory Danone Indonesia Joko Yulianto mengungkapkan program penyediaan air bersih ini mengandung beberapa prinsip kearifan sosial. Pertama adalah bahwa air adalah hak semua orang, Kedua adalah efisiensi ekonomi mengingat air adalah benda ekonomi, dan Ketiga adalah prinsip keberlanjutan.

"Tentu saja membangun lebih mudah daripada memelihara, itu akan menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama. Namun saya yakin dengan kerja sama yang baik maka akan diperoleh hasil yang baik pula. Sehingga harapannya ketersediaan air bersih akan terus meningkat di Gunungkidul. Hal ini sejalan dengan visi kami di Danone Impact Journey. Harapan kami kolaborasi serupa bisa dikembangkan untuk mengatasi kesulitan akses air bersih di sini," tutur Joko.