Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan bahwa seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Iran dalam kondisi aman, usai insiden ledakan hebat yang terjadi di pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, pada Sabtu (26/4).
“Sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Tehran, ibu kota Iran,” kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (27/4).
Rolliansyah menjelaskan, dari total 385 WNI di Iran, tidak ada yang menetap di kawasan Bandar Abbas. Ia juga menyebutkan bahwa dua WNI yang sebelumnya bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di wilayah tersebut telah kembali ke Indonesia sejak tahun lalu.
Untuk memastikan keselamatan WNI, KBRI Tehran telah melakukan koordinasi intensif dengan otoritas setempat serta komunitas WNI di berbagai wilayah Iran. Kemlu RI juga membuka layanan hotline KBRI Tehran di nomor +989024668889 bagi WNI yang membutuhkan bantuan darurat.
Baca juga: Ledakan di Bandar Abbas, Iran sebabkan 1.100 terluka dan 14 tewas
Baca juga: Ledakan di pelabuhan Iran tewaskan 8 orang dan 750 terluka
Ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 1.139 lainnya. Insiden ini diduga dipicu oleh kebocoran bahan kimia dari sebuah tangki gas.
Bandar Abbas sendiri merupakan pelabuhan strategis di Iran yang berbatasan langsung dengan Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA), terletak di provinsi Hormozgan di pesisir utara Selat Hormuz.
Menurut laporan saksi mata, kobaran api kecil cepat membesar akibat suhu udara yang mencapai 40 derajat Celsius dan menyambar timbunan bahan mudah terbakar di lokasi.
Kemlu RI menegaskan akan terus melakukan pemantauan berkala terhadap kondisi para WNI di Iran seiring perkembangan situasi di lapangan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemlu RI: Tidak ada WNI korban ledakan di pelabuhan di Iran