Dwi akui layanan JKN luar biasa

id BPJS Kesehatan

Dwi akui layanan JKN luar biasa

Dwi Setiarini, ibu rumah tangga asal Kapanewon Pandak, Bantul, terus berjuang melawan diabetes melitus. ANTARA/HO-BPJS Kesehatan

Yogyakarta (ANTARA) - Dwi Setiarini, ibu rumah tangga asal Kapanewon Pandak, Bantul, terus berjuang melawan diabetes melitus.

Namun ia tak sendiri, BPJS Kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menemaninya menjalani lika-liku pengobatan. Penjaminan dari JKN tentu menambah semangat dan keyakinannya untuk sehat.

Tujuh tahun sudah Dwi dinyatakan menderita diabetes melitus. Dwi bercerita, awalnya ia hanya merasakan pusing yang tak kunjung hilang.

Dwi bahkan sempat pingsan tak sadarkan diri. Dengan sigap dan segera, anaknya membawa Dwi ke rumah sakit.

“Sampai di rumah sakit, ternyata gula darah saya saat itu mencapai 450 mg/dL.
Dari situlah sampai sekarang saya masih berobat karena gula,” kata wanita yang genap berusia 56 tahun ini, Senin (28/04).

Dwi kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth.

Dwi bercerita, awalnya ia hanya kontrol rutin ke rumah sakit dan hasil menunjukkan ternyata gula darahnya naik tajam hingga 505 mg/dL.

Dalam taraf wajar, gula darah seseorang berkisar di angka 150 hingga 180 mg/dL.
Tentu kadar gula Dwi jauh di atas angka normal yang seharusnya.

“Saya dirawat karena kemarin gula saya sempat tinggi lagi. Mungkin habis Lebaran ya, makanan yang saya konsumsi tidak terjaga. Itu barangkali kesalahan saya sehingga gula saya menjadi naik,” katanya.

Dokter pun langsung menganjurkan rawat inap, tetapi saat itu Dwi menolak.
Ia merasa dirinya mampu kembali sehat hanya dengan rawat jalan.

Namun saat kembali ke rumah, lama kelamaan tubuhnya mulai menyerah. Akhirnya ia dibawa ke IGD rumah sakit.

“Ternyata saya tidak kuat, rasanya pusing, sakit kepala tidak kuat. Kemarin akhirnya masuk ke rumah sakit. Begitu masuk ke IGD, semua tindakan langsung dikerjakan oleh tim dokter dan perawat. Saya merasakan semuanya bagus, ya luar biasa,” kata Dwi.

Dwi telah menjadi peserta JKN sejak enam tahun yang lalu. Selama itu pula beberapa kali ia memanfaatkan kepesertaannya untuk berobat.

Dwi merasakan bahwa kepesertaan JKN sangat bermanfaat dan menolongnya di saat genting. Saat rawat inap pun tak ada keraguan dan was-was akan biaya. Dwi bisa berkonsentrasi pada upaya penyembuhannya.

“Manfaatnya sangat besar ya yang saya rasakan. Layanan dengan JKN memang saya rasa bagus dan ketika saya membutuhkan untuk berobat saya bisa memanfaatkan dengan baik. Ketika saya tiba-tiba harus dirawat, saya tidak lagi pusing soal biaya dan lain-lain. Artinya, sekali lagi bahwa layanan dengan JKN memang luar biasa,” ujar Dwi.

Berbagai tindakan diambil dokter untuk mengembalikan gula darah Dwi di angka yang seharusnya. Semua tindakan tidak dikenakan biaya tambahan apa pun.

Apa yang dirasakan Dwi selaras dengan upaya BPJS Kesehatan untuk memberikan akses kesehatan terbaik bagi peserta. Sejalan pula dengan komitmen rumah sakit terhadap pelaksanaan Program JKN.

“Biaya tambahan tidak ada, seperti yang saya jalani sebelumnya. Sampai kemarin saya diberi suntikan insulin beberapa kali, semuanya gratis. Perawatnya bagus, sampai dokternya pun semua bagus,” kata Dwi mantap.

Dwi berharap layanan JKN kepada masyarakat semakin baik. Menurutnya, banyak masyarakat yang kesehatannya bergantung pada JKN.

Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus Dwi keluarkan jika ia tidak memanfaatkan penjaminan JKN miliknya.

“Harapan saya semuanya semakin baik.
BPJS Kesehatan dengan Program JKN menjadi semakin maju. Saya yakin bisa semakin maju karena bermanfaat dan masyarakat banyak yang menggunakannya,” tutup Dwi.