Pemkot Yogyakarta berkomitmen mewujudkan pembangunan berbasis data

id Hasto Wardoyo,Kota Yogyakarta,Diskominfosan Kota Yogyakarta,Yogyakarta

Pemkot Yogyakarta berkomitmen mewujudkan pembangunan berbasis data

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo memotong kabel telekomunikasi di Jalan Yohanes, Kota Yogyakarta, Senin (19/5). (ANTARA/Sutarmi)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen melaksanakan pembangunan berbasis data dalam mempertahankan Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Pendidikan dan Kota Pariwisata.

"Data tidak boleh mati, data harus hidup. Kalau data tidak dihidupkan Diskominfosan, maka tidak akan pernah menakutkan dan menggembirakan. Kalau data dihidupkan bisa menakutkan dan menggembirakan, maka data memiliki makna" kata Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo pada Peresmian Selesainya Quick Wins Wali Kota Yogyakarta - CCTV Pemantauan Sampah - Data Driven Government - Aplikasi Pendukung Satu Kampung Satu Bidan - Penataan Jaringan Fiber Optik di Kantor Yayasan Badan Wakaf UII Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, dengan data yang tidak dihidupkan, masyarakat tidak ada yang tahu, perempuan melahirkan di Kota Yogyakarta, rata-rata hanya 1,65. Sehingga, Kota Yogyakarta terjadi penurunan jumlah penduduk.

Selain itu, air-air di Kota Yogyakarta, e-Coli cukup banyak, tapi masyarakat tidak pernah takut karena data tidak pernah dipublikasi. Penggunaan air perpipaan di Kota Yogyakarta baru 30 persen, dan 70 persen, masyarakat masih menggunakan air tanah yang tercemar e-Coli, sehingga diare dan angka stunting masih di atas 14 persen.

"Banyak sekali data yang mengerikan, tapi tidak hidup. Sehingga kita tidak takut dengan situasi. Untuk itu, data harus hidup dengan didukung aplikasi, seperti satu kampung satu tenaga kesehatan, dan satu kampung satu bidan yang datanya terhubung," katanya.

Mantan Kepala BKKBN RI ini juga mengatakan pihaknya berkomitmen melakukan penataan jaringan telekomunikasi dari Krapyak sampai Sumbu Filosofi Tugu Yogyakarta.

Saat ini, Pemkot Yogyakarta baru menyelesaikan pembersihan sampah visual dan jaringan telekomunikasi yang mengganggu keindahan sepanjang 1,2 kilometer.

Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Kota Pendidikan harus bisa menjadi contoh. Selain itu, sebagai Kota Budaya, harus bisa menata menarik pariwisata.

"Untuk memenuhi dua hal itu, lingkungan harus bagus, sehat dan bersih," katanya.

Hasto mengatakan pembersihan kabel jaringan telekomunikasi dapat selesai dalam tiga tahun. Hal ini tidak mudah.

"Sumbu Filosofi Tugu harus kita bersihkan dari kabel-kabel. Umumnya, kota modern seperti ini, bebas kabel. Kita harus memaksa sedikit," katanya.

Ia juga mengapresiasi Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian dan dinas teknis yang telah membuat program strategis dalam mensukseskan program kerja 100 hari Wali Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Ignatius Trihastono mengatakan dalam rangka mendukung program 100 hari Wali Kota Yogyakarta, Dinas Kominfosan bersama dinas teknis melaksanakan empat program strategis, yakni implementasi data "driven government", sistem informasi pendukung implementasi satu kampung satu bidan, pemasangan CCTV pemantauan sampah, dan penataan pengendalian, dan pengawasan infrastruktur pasif telekomunikasi.

"Hal ini sebagai bentuk mensukseskan program program 100 hari Wali Kota Yogyakarta," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025