Gunakan "password" yang kuat cegah pencurian data

id Data pribadi dicuri, data diretas, cegah data dicuri, password kuat, verifikasi dua langkah

Gunakan "password" yang kuat cegah pencurian data

Ilustrasi pencurian data oleh pelaku phising. ANTARA/HO-Pexels

Jakarta (ANTARA) - Pakar siber dari Information and Communication Technology (ICT) Watch, Indriyatno Banyumurti mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan kata kunci atau "password" yang kuat untuk mencegah pencurian data.

"Password yang kuat itu paling tidak mengandung huruf besar dan huruf kecil, angka, dan simbol (bekasi). Digabung," ujarnya dalam talkshow bertema "Tanggung Jawab Konsumen dalam Bertransaksi" di sela Jakarta Kreatif Festival 2025, Jakarta Selatan, Minggu.

Baca juga: Menkominfo sebut kasus curi data kartu SIM kesalahan mitra nakal Indosat

Pada kebanyakan kasus, lanjut dia, satu akun media sosial diretas lalu menyebabkan korban tak bisa membuka e-mail karena kata kunci yang sama. Oleh karena itu, dia menyarankan kata kunci yang berbeda untuk setiap akun baik itu media sosial atau pun email dan lainnya.

"Akun yang diretas itu, emailnya masih bisa dibuka tidak? Sebagian bilang tidak bisa karena passwordnya sama. Berhasil membobol satu, kemudian membobol yang lain. Password yang kuat harus beda setiap akun," jelas Indriyatno.

Menurut dia, cara mencegah data pribadi dicuri dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah. Masukkan enam pin yang mudah diingat tapi sulit ditebak.

Ini berlaku termasuk pada aplikasi perpesanan instan semisal WhatsApp. Pengguna smartphone dengan sistem operasi Android, bisa memilih titik tiga di kanan atas, pilih setelan, pilih akun, dan pilih verifikasi dua langkah.

Baca juga: Terkait pencurian data jet KF-21, dua insinyur RI masih diselidiki

Sementara pengguna sistem operasi iOS misalnya iPhone, juga disarankan memilih setelan di kanan bawah, lalu pilih akun dan pilih verifikasi dua langkah.

"Verifikasi dua langkah kalau di motor itu kunci ganda. Tujuannya, bila akun WhatsApp di-hack (diretas) itu, pelaku tahu nomor telepon, OTP bisa direbut maka WA tidak akan langsung teralih tapi akan ditanya satu kali lagi, masukkan nomor pin," kata Indriyatno.

Dia mengajak masyarakat untuk berpikir kritis di era digital saat ini. Dia melarang orang-orang mengangkat telepon dari yang orang tidak dikenal apalagi panggilan video.

Begitu juga dengan link yang dikirimkan orang lain apalagi bila tak dikenal. Sebaiknya, jangan mengklik link yang dikirimkan dari orang yang tidak dikenal.

Baca juga: PHRI: Data pribadi tamu hotel harus dilindungi

"Itu bisa mengambil alih data kita. Intinya bagaimana berpikir kritis, harus jeli, cermat di dunia digital. Pikirkan dampak buruknya dibanding dampak baiknya. Karena berbagai modus pencurian data, biasanya terus berkembang," ujarnya.

Baca juga: Pakar TI UGM: Fitur "Add Yours" Instagram memiliki risiko pencurian data


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar ingatkan gunakan "password" yang kuat cegah pencurian data

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.