Tremendum wakili Indonesia di World Expo Osaka 2025

id Tremendum, perhiasan, jepang, pameran, yogyakarta

Tremendum wakili Indonesia di World Expo Osaka 2025

Tremendum mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi World Expo 2025, di Jepang. ANTARA/HO-Ist

Yogyakarta (ANTARA) - Tremendum, sebuah brand perhiasan hasil kolaborasi antara arsitek sekaligus pemerhati budaya, Fani Atmanti dan Rockologist, merek yang dikenal dengan karya perhiasan buatan tangan khas, terpilih melalui proses kurasi ketat oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi World Expo 2025.

Pameran telah berlangsung Senin–Minggu, 14–20 Juli 2025 pada pukul 09.00 – 22.00 (waktu setempat), di Paviliun Indonesia, Osaka Expo 2025, Yumeshima Osaka 9, Jepang.

Seluruh karya Tremendum dibuat di Yogyakarta dan setiap perhiasan diproduksi dengan pendekatan benchmade dan pengerjaan tangan oleh para perajin lokal, menggunakan teknik metalworking kuno yang hampir punah.

Pameran berskala global ini diproyeksikan akan menarik lebih dari 28 juta pengunjung dari seluruh dunia dan melibatkan partisipasi lebih dari 150 negara serta organisasi internasional.

Mengusung tema Designing Future Society for Our Lives, World Expo Osaka 2025 menjadi platform penting bagi negara-negara untuk menampilkan inovasi, budaya, dan solusi masa depan.

Tremendum memamerkan koleksi perhiasan yang terinspirasi dari kekayaan budaya adat Indonesia. Mulai dari senjata tradisional, arsitektur, perhiasan suku, hingga seni upacara, setiap desain membawa warisan visual yang khas dan penuh makna.

Koleksi perdana Tremendum terdiri dari tujuh desain unik yang mengangkat ragam kerajinan khas suku-suku Nusantara.

Nama "Tremendum" berasal dari istilah mysterium tremendum, sebuah ungkapan akan rasa takjub mendalam saat berhadapan dengan sesuatu yang menyentuh jiwa. Brand ini hadir sebagai jembatan antara keindahan yang tak lekang waktu dan semangat zaman modern.

“Melalui Tremendum, kami tidak hanya ingin melestarikan budaya, tetapi juga menjaga jiwa dari peradaban yang melahirkannya,” tutup Fani Atmanti.

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.