Pidato Prabowo di PBB dan role model diplomasi dunia

id Pidato Presiden,Pidato Prabowo di PBB,diplomasi Indonesia,solusi dua negara, palestina-israel Oleh Mujahidin Nur*)

Pidato Prabowo di PBB dan role model diplomasi dunia

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Presiden Prabowo menyampaikan pidato selama 19 menit bertemakan Seruan Indonesia untuk Harapan dengan menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. ANTARA FOTO/Kuntum Khaira Riswan/app/wpa.

Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa Indonesia akan mendukung pengakuan Israel dengan satu syarat yaitu Israel terlebih dahulu harus mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Pernyataan ini menjadi simbol pendekatan baru diplomasi Indonesia yaitu mencari titik temu dengan tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan.

Solusi dua negara, menurut Presiden Prabowo, bukan sekadar ide lama yang terus diulang, melainkan jalan damai yang adil dan realistis.

Pengakuan terhadap negara Palestina adalah langkah moral yang menempatkan Indonesia di sisi yang benar dari sejarah, sementara jaminan keamanan bagi Israel menunjukkan kesadaran akan kompleksitas geopolitik dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas kawasan.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga mengapresiasi negara-negara seperti Prancis, Kanada, Australia, Inggris, dan Portugal yang telah menunjukkan dukungan nyata terhadap kemerdekaan Palestina.

Hal ini mencerminkan pentingnya kolaborasi internasional untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan. Lebih dari itu, pidato ini menegaskan peran Indonesia sebagai bangsa yang tidak hanya bersuara, tetapi juga siap bertindak.

Presiden Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan pengamanan demi menjaga perdamaian, jika diperlukan oleh komunitas internasional.

Komitmen ini memperlihatkan bahwa diplomasi Indonesia tidak berhenti di meja perundingan, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata di lapangan.

Sejak dekade 1950-an, Indonesia telah menjadi salah satu kontributor utama pasukan perdamaian PBB, dan kesiapan mengerahkan pasukan kali ini menunjukkan keseriusan politik Indonesia dalam menangani isu yang paling kompleks di Timur Tengah.

Pidato Presiden Prabowo juga menyoroti dampak konflik terhadap masa depan Israel, Palestina, dan kredibilitas PBB itu sendiri.

Ia menegaskan bahwa jika komunitas internasional gagal menghentikan kekerasan terhadap warga sipil, lembaga global ini akan kehilangan legitimasi dan wibawanya.

“Sejarah tidak akan berhenti jika perang tidak dihentikan,” ucapnya, menekankan urgensi tindakan nyata. Pernyataan ini tidak hanya menyoroti aspek kemanusiaan, tetapi juga dimensi strategis dan politik global.

Konflik yang terus berlangsung mengancam stabilitas kawasan, hubungan diplomatik antarnegara, dan kemampuan lembaga internasional untuk menegakkan hukum dan keadilan.


Pendekatan realistis

Bagian paling menyentuh dari pidato itu adalah penekanan bahwa perdamaian bukan sekadar retorika kosong, melainkan kebutuhan mendesak bagi seluruh “keluarga umat manusia.”

Dengan menyapa dunia melalui salam lintas agama, Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha. Prabowo menyampaikan pesan universal bahwa rekonsiliasi Palestina dan Israel adalah bagian dari perjalanan panjang peradaban menuju perdamaian sejati.

Diplomasi Indonesia menekankan keseimbangan antara prinsip moral dan strategi politik, menjadikan negara ini sebagai contoh bagaimana nilai-nilai pluralisme dan kemanusiaan dapat diselaraskan dengan kepentingan nasional dan global.

Pidato Prabowo menunjukkan bahwa diplomasi Indonesia abad ke-21 memadukan pengalaman historis, prinsip moral, dan strategi realistis.

Konsistensi historis Indonesia menolak kolonialisme dan mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas tetap menjadi landasan.


COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.