Dinkes Yogyakarta megimbau masyarakat waspadai penyakit musim pancaroba

id Dinkes Yogyakarta ,Penyakit musim pancaroba ,Kota Yogyakarta

Dinkes Yogyakarta megimbau masyarakat waspadai penyakit musim pancaroba

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang  Sri Rahayu. ANTARA/Rini Juliana

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat di wilayah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi merebaknya penyakit di musim pancaroba.

"Sebagai langkah antisipasi munculnya penyakit musim pancaroba, kami telah menyebarkan surat imbauan kewaspadaan untuk disampaikan kepada semua lapisan masyarakat dan juga organisasi perangkat daerah (OPD) agar selalu waspada dalam melakukan aktivitas," kata Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, upaya untuk mengantisipasi wabah penyakit di musim pancaroba, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta beriringan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta untuk mengelola sampah dengan program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos).

"Kami ajak semua lapisan masyarakat dan OPD untuk melakukan pembinaan, selain itu kami memonitor ke wilayah-wilayah yang telah ditentukan bersama, kemudian kami lakukan edukasi dan himbauan ya seperti menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika melakukan suatu kegiatan tertentu, mencuci tangan dan kaki menggunakan air mengalir, juga mengelola sampah dengan Mas Jos," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan baru untuk mendeteksi sedini mungkin terhadap gejala yang dirasakan, terlebih pada kasus demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis dan influenza yang sering muncul pada musim pancaroba.

"Masyarakat harus tahu, jika mereka mulai merasa tidak nyaman, terutama nyeri pada bagian betis, kemudian demam dan mata memerah, harus segera diobati, periksa ke rumah sakit, karena itu gejala awal dari leptospirosis. Tentunya jika menyadari gejala sedari awal, maka masih ada harapan untuk tertolong," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah DBD yaitu memperkuat pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) di rumah.

"Selain itu, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M Plus, yaitu menguras, mengukur, memilah sampah yang masih bisa dipakai, menutup tempat penampungan air, kranisasi, dan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, serai, atau geranium," katanya.

Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Sholikhin Dwi Ramtana mengatakan, terdapat upaya lain yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yaitu melakukan surveillance dengan mengambil sampel dari satu puskemas yang ditunjuk oleh kementrian yaitu Puskemas Danurejan 1, dengan tujuan untuk maintain penyebaran penyakit.

"Sampel ini diamati memang untuk dilihat persebarannya, dilihat seberapa tinggi persen nya, dan ini menjadi bagian dari upaya kita untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular," katanya.

Berdasarkan pemantauan di Puskemas Danurejan 1 yang dijadikan tempat surveillance, untuk kasus influenza paling banyak di tipe A.

"Untuk pencegahan influenza ini mungkin persis dengan COVID-19 ya, jadi sebisa mungkin kita menjaga jarak dulu dengan yang sudah terpapar, selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan menghindari tempat-tempat yang kemungkinan menjadi paparan penyakit," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.