Yogyakarta (ANTARA) - Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terbukti dirasakan semua lapisan masyarakat.
Adityawarman, salah satu duta BPJS Kesehatan Kantor Cabang Yogyakarta membagikan pengalaman diri dan keluarganya menggunakan penjaminan JKN.
Mulai dari ayah kandung hingga ayah mertua semua memanfaatkan JKN untuk berobat.
"Kalau ayah mertua saya rutin cuci darah 2 kali seminggu selama 4 tahun. Saya sangat paham bahwa biaya cuci darah itu sangat besar. Satu kali cuci darah biasanya sekitar 1 juta rupiah. Bayangkan jika itu harus dibayar sendiri, bagaimana kami bertahan dan mengatur kehidupan perekonomian kami. Tapi saya dan keluarga bersyukur sekali Program JKN menjamin dan pelayanan cuci darah bisa diakses beliau bahkan hingga berpulang tahun lalu," ujar Adit, Selasa (11/03).
Adit melanjutkan, selain cuci darah ayah mertuanya juga memiliki riwayat gangguan jantung yang mengharuskan pemasangan ring.
Program JKN kembali hadir memberikan
perlindungan.
"Beliau juga dipasang satu ring jantung. Jika pemasangan ring itu tanpa penjaminan JKN, betapa besarnya biaya yang harus kami tanggung karena memang kondisi kesehatan beliau sudah kompleks," kata Adit.
Tak hanya ayah mertua, ayah kandung Adit pun rutin menjalani pengobatan dengan JKN.
Serangan stroke dan diabetes memaksa ayah Adit berobat rutin setiap bulan.
"Setiap bulan beliau datang ke dokter spesialis endokrin. Tentunya dengan penjaminan JKN. Dengan kondisi ayah yang demikian, kami sebagai anak-anak berupaya agar pengobatan rutin ini menjadi lebih ringan bagi ayah. Salah satunya dengan menggunakan antrean online di Aplikasi Mobile JKN. Sehingga saat datang ke rumah sakit, ayah sudah mendapatkan antrean. Saya pribadi dan keluarga benar-benar merasakan manfaat JKN," kata Adit.
Tak hanya keluarga, Adit sendiri juga merasakan manfaat penjaminan JKN.
Hal ini bermula dari rasa nyeri dibagian perut dan pinggang yang tak kunjung hilang.
"Saya sendiri pernah menggunakan layanan JKN di klinik untuk berobat. Jadi saat itu saya ada rasa nyeri menganggu di sekitar perut dan pinggang. Makin terasa kalau saya sedikit berlari atau melakukan aktifitas dengan intensitas tinggi," ujarnya.
Dengan penuh harap, Adit memeriksakan diri ke klinik tempatnya terdaftar. Tak hentinya Adit berdoa semoga gejala yang ia alami bukan tanda suatu penyakit yang berat.
"Setelah diperiksa oleh dokter di klinik, barulah diketahui ada gejala syaraf terjepit. Pantas saja saat naik mobil dan lewatjalan yang bergelombang rasanya sakit di pinggang. Cukup panik juga saat itu, dari dokter memberikan beberapa obat untuk beberapa hari dan puji Tuhan tuntas di klinik," ujar Adit lega.
Adit pun pernah mendapatkan manfaat bantuan kacamata melalui JKN. Pandangannya mulai kabur dan menganggu terutama saat membaca atau menatap layar komputer.
Seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya, Adit kembali datang ke klinik.
"Saya dirujuk ke rumah sakit, diperiksa dengan baik oleh dokter spesialis mata dan kesimpulannya saya butuh kacamata. Diberikan pengantar untuk ke optik dan ada bantuan penjaminan untuk mendapatkan kacatama sesuai hasil pemeriksaan dokter. Sampai sekarang kacamatanya masih saya gunakan," kata Adit.
Berkaca dari berbagai pengalaman diri dan keluarganya, Adit menyelipkan pesan kepada seluruh peserta JKN untuk terus menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari resiko penyakit katastropik seperti diabetes, stroke, hipertensi dan sebagainya.
"Intinya ayo jaga pola hidup sehat, jaga pola makan, olahraga teratur dan jangan stres. Jangan lupa juga isi skrining riwayat kesehatan di Aplikasi Mobile JKN sebagai upaya pencegahan dari sakit. Selalu pastikan kepesertaan JKN aktif, agar jika sewaktu-waktu dibutuhkan tidak terkendala. Sejatinya nikmat yang paling berarti adalah kesehatan," tutupnya.