Solo (ANTARA Jogja) - Ir Soeratin Sosrosoegondo, pendiri organisasi olahraga sepak bola yaitu Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia atau PSSI di masa penjajahan kolonial Belanda, diusulkan oleh Pemerintah Kota Surakarta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk memperoleh gelar pahlawan nasional.
Soeratin mendirikan PSSI bertujuan agar bangsa Indonesia mempunyai kedudukan yang setara dengan orang-orang Eropa. "Untuk itu Soeratin rela berkorban, ia ke luar dari perusahaan kontruksi Belanda saat memegang posisi yang bagus agar dapat mengurus sepak bola kebangsaan," kata Ketua DPRD Kota Surakarta YF Sukasno di Solo, Kamis.
Soeratin yang dilahirkan di Yogyakarta, 17 September 1898 dan meninggal dunia 1 Desember 1959 di Bandung, Jawa Barat, semasa hidupnya aktif dalam memajukan sepak bola sebagai sarana deplomasi untuk mensejajarkan bangsanya dengan orang Eropa.
YF Sukasno juga mengatakan Soeratin selain bergerak dalam bidang olahraga juga ikut mengangkat senjata melawan kolonial Belanda yang bergabung secara aktif dalam Tentara Kemanan Rakyat (TKR/cikal bakal TNI) dengan pangkat terakhir letnan kolonel.
Ia mengatakan Soeratin memimpin PSSI sejak lahirnya organisasi ini pada 19 April 1930 sampai 1942. "Soeratin meskipun di lahirkan di Yogyakarta, tetapi kiprahnya lebih banyak di Solo, dan untuk menandai tokoh tersebut di Balai Persis Solo juga dibangun sebuah patung Soeratin".
Jasa-jasa Soeratin dalam cabang olahraga tersebut sangat luar biasa dan untuk mengembangkan olahraga ini tidak hanya sekedar memajukan sepakbola, tetapi dibalik itu juga mempunyai tujuan politik untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia. "Ya untuk itu sangat wajar kalau Soeratin diberikan gelar pahlawan nasional," katanya.
Mengenai kesiapan pengusulan Soeratin agar memperoleh gelar pahlawan nasional, YF Sukasno mengatakan panitianya sudah dibentuk, di antaranya dengan PSSI yang sekarang.
(J005)
