Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Pemuda di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menambang pasir di Sungai Progo sebagai sumber mata pencaharian.
Salah satu penambang pasir asal dusun Kaliwiru, Martini (28), di Sentolo, Sabtu, mengatakan, menambang pasir sudah menjadi mata pencahariannya dua tahun terakhir.
"Sebelum menjadi penambang pasir, saya membuat kerajinan tas dari batik dan agel, tapi karena upah yang saya dapat sedikit dan tidak cukup untuk makan sehari-hari, saya langsung bertekad menambang pasir meski sangat berat," kata Martini.
Lebih lanjut, ia menuturkan, dirinya menambang pasir di Sungai Progo mulai dari 02.30 WIB hingga jam 08.00 WIB. Pasir hasil tambangnya sangat banyak hingga tiga hingga empat rit atau empat truk tiap harinya. Harga yang dijualnya berkisar Rp110.000 hingga Rp140.000 per truknya.
"Saya setiap nambang dapat pendapatan bersih Rp100.00. Karena untuk menambang pasir dikerjakan secara beregu. Hasilnya dibagi rata," kata Martini.
Dengan berbekal ban dan sekop, dirinya terus menggali pasir yang ada di air Sungai Progo. Ia juga mengaku sudah terbiasa dengan dinginnya air sungai pada pagi hari. Bahkan dirinya pernah lembur hingga 23.00 WIB hingga 24.00 WIB.
"Demi uang dan makan sehari-hari, dingin tidak masalah bagi saya," kata dia.
Kata dia, untuk melakukan penambangan pasir di Sungai Progo telah terlebih dahulu izin ke Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Kulon Progo. Sehingga setiap bulannya harus membayar retribusi sebesar Rp60.000.
"Saya dan teman-teman setiap bulannya sudah membayar retribusi, dan sudah memiliki izin penambangan," kata Martini.
Hal yang sama dikatakan Hartanto (36), dirinya menjadi penambang pasir karena tidak ada lapangan pekerjaan dan hanya Sungai Progo yang hanya dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Di Kabupaten Kulon Progo tidak ada lapangan pekerjaan, kalau ada yang diputuhkan yang baru lulus SMA. Dari pada menganggur dan tidak bisa makan, lebih baik jadi penambang pasir," kata Hartanto.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Jokowi membantah buka ekspor pasir laut, yang dibuka ekspor sedimen
Selasa, 17 September 2024 11:47 Wib
DPP Kulon Progo kendalikan serangan hama cabai di Galur
Senin, 16 September 2024 21:19 Wib
Pemkab Kulon Progo dan swasta tanam 10 ribu mangrove di Pantai Pasir Mendit
Jumat, 6 September 2024 21:38 Wib
Bantul mempromosikan keindahan alam Gumuk Pasir melalui festival musik
Rabu, 4 September 2024 23:07 Wib
Pemkab Bantul susun regulasi aksi penataan kawasan Gumuk Pasir Parangtritis
Kamis, 8 Agustus 2024 17:46 Wib
Pemkab Bantul siap merancang aksi restorasi kawasan Gumuk Pasir Parangtritis
Rabu, 24 Juli 2024 16:02 Wib
Gumuk Pasir Parangtritis bakal dinilai untuk jadi Geopark Nasional
Minggu, 14 Juli 2024 11:34 Wib
Bantul panen bawang merah seluas 700 hektare pada Juli-Agustus 2024
Kamis, 11 Juli 2024 0:26 Wib