Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkirakan luas lahan panen bawang merah di daerah ini mencapai 700 hektare pada Juli-Agustus 2024.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo, di Bantul, Rabu, mengatakan, pada bulan Juli-Agustus ini di wilayah Kecamatan Imogiri terdapat lahan bawang merah siap panen seluas 200 hektare, kemudian di lahan pasir kawasan pantai selatan seluas 250 hektare.
Selain itu, juga di lahan sawah di wilayah Kecamatan Kretek dan Kecamatan Sanden total seluas 250 hektare.
"Dengan demikian, total luas lahan panen bawang merah bisa mencapai 700 hektare," katanya.
Menurut dia, dengan panen tanaman hortikultura itu, maka produksinya dapat menjaga ketersediaan komoditas pertanian tersebut di tingkat petani, bahkan mendukung pasokan bawang merah ke luar Bantul melalui pedagang maupun pengepul.
"Panen bawang merah rata rata 20 ton per hektare untuk di lahan sawah, sedangkan lahan pasir rata rata 10 ton sampai 15 ton per hektare, kemudian di lahan marginal wilayah pegunungan hampir sama, rata rata 10 ton sampai 15 ton per hektare," katanya.
Dia mengatakan, di lahan pasir sepanjang pantai selatan kawasan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang membentang di tiga kecamatan yaitu Kretek, Sanden, dan Srandakan bisa ditanami bawang merah hingga lima kali dalam setahun.
"Di lahan pasir cukup luas mencapai 350 hektare, dan bisa tanam empat sampai lima kali dalam satu tahun, dengan produksi rata rata 10 ton sampai 15 ton per hektare," katanya.
Menurut dia, di sebagian lahan pasir wilayah Sanden juga diterapkan sistem tanaman tumpang sari, atau menanam dua jenis tanaman yaitu bawang merah dan cabai pada waktu yang bersamaan.
"Akan tetapi kalau ada sistem tumpang sari, misalnya dengan tanaman cabai, mungkin hanya tanam bawang merah selama tiga kali dalam setahun, seandainya tidak dengan tumpang sari cabai, bisa empat sampai lima kali tanam dalam setahun," katanya.