Perajin kulit Manding tambah stok hadapi Lebaran

id perajin manding sambut lebaran

Perajin kulit Manding tambah stok hadapi Lebaran

produk kerajinan kulit Manding,Kabupaten Bantul,DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Perajin di sentra kerajinan kulit Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menambah stok barang guna menghadapi wisatawan pada Lebaran 1433 Hijriah.

"Untuk saat ini kita masih fokus puasa, biasanya mulai minggu ke tiga Ramadhan kita stok barang, penambahan stok bisa lima kali lipat dari biasa," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Manding, Jumakir di Bantul, Minggu.

Menurut dia, yang juga sebagai pemilik salah satu toko kerajinan kulit Manding, untuk saat ini transaksi penjualan berang kerajinan masih sepi, bahkan lebih sepi jika dibanding dengan kondisi sebelum puasa.

"Biasanya pengunjung sentra kerajinan ini mulai meningkat sejak H-3 dan mengalami puncaknya pada H+3 hingga H+7 Lebaran, sepanjang sentra ini dipenuhi dengan kendaraan mulai dari bus hingga mobil pribadi," katanya.

Ia megatakan, barang kerajinan kulit yang diproduksi diantaranya dompet, ikat pinggang, sandal, sepatu, tas hingga jaket yang dibandrol dengan harga puluhan ribu hingga ratusan ribu, bahkan sampai jutaan untuk jeket kulit.

"Biasanya kerajinan yang paling dominan laku seperti sandal, sepatu dan jaket. Kalau dalam kondisi ramai penghasilan bisa mencapai Rp10 hingga Rp50 juta sehari," katanya.

Penambahan stok barang biasanya tidak hanya dilakukan pada saat menjelang Lebaran, akan tetapi juga dilakukan menjelang liburan sekolah. Dalam setahun setidaknya terdapat tiga kali lonjakan pengunjung, yaitu pada libur sekolah, libur hari raya dan liburan akhir tahun.

Menurut dia, di sepanjang sentra industri kerajinan kulit Manding ini terdapat sebanyak 48 toko dan outlet yang menjual berbagai kerajinan kulit yang merupakan produk unggulan perajin setempat.

Keberadaan sentra kerajinan ini setidaknya mampu memberikan pekerjaan kepada sebanyak 300 lebih perajin yang merupakan warga setempat yang memproduksi kerajinan di rumah produksi di tengah-tengah penduduk, katanya.

(KR-HRI)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.