Jogja (ANTARA Jogja)- Penjualan produk kerajinan kulit di desa Manding, Kabupaten Bantul, Daerah Istiewa Yogyakarta, masih tetap stabil.
"Penjualan produk kerajinan kulit tidak pernah ada matinya mas, soalnya bahannya awet," kata pemilik toko kerajinan kulit "Rusman Collection" Rusman kepada ANTARA di Yogyakarta, Kamis.
Dia mengatakan, hingga saat ini omzet per triwulan rata-rata mencapai Rp100 juta hingga Rp150 juta. Jumlah tersebut sama dengan 2011.
"Pengunjung per hari rata-rata mencapai 45 orang yang berasal dari berbagai daerah bahkan turis asing, meskipun untuk turis asing sekarang sudah mulai jarang," katanya.
Hal tersebut, menurut Rusman, selain didukung oleh popularitas Desa Manding sebagai pusat kerajinan kulit, letak desa cukup strategis yaitu berada di dekat jalur menuju wisata laut Parangtritis.
"Biasanya mereka datang menggunakan bus karena yang berangkat atau pulang dari Parangtritis biasanya mampir ke sini dulu," katanya.
Kerajinan kulit di toko Rusman beraneka ragam mulai dari sepatu, tas hingga jaket yang terbuat dari kulit sapi, domba dan ikan pari.
Dia mengatakan harga produk kerajinan kulit miliknya dibandrol mulai dari Rp100 ribu hingga Rp600 ribu.
"Yang paling banyak dipesan kulit sapi karena harganya standar kulitnya pun tidak kalah kuat dan bagus," katanya.
Dibanding 2011, kata dia, harga bahan baku kulit sapi masih sama yaitu rata-rata Rp4.000-Rp6.000 per lembar, sedangkan untuk kulit sapi pilihan mencapai Rp9.000-Rp12.000 per lembar.
Hingga saat ini dia mengaku telah mengekspor hasil kerajinannya ke Korea, Jepang, dan Denmark, sedangkan untuk pemesan lokal rata-rata berasal dari Bali dan Jakarta.
Senada dengan Rusman, pemilik toko kerajinan kulit "Zennic", Nita mengaku setiap hari tidak pernah sepi dari pengunjung.
Dia mengatakan setiap hari wisatawan atau pelanggan yang mengunjungi tokonya hingga saat ini masih mencapai 50 orang.
Dia mengatakan, jumlah tersebut masih sama dibanding 2011. "Setiap hari tidak pernah sepi pengunjung, bahkan ada sedikit peningkatan penjualan setiap hari lebih-lebih untuk Sabtu dan Minggu," katanya.
Pemesan kerajinan kulit miliknya, kata dia, rata-rata berasal dari Kalimantan, Bali dan Papua. Sedangkan untuk ekspor, negara tujuannya hingga saat ini adalah Malaysia.(KR-LQH)