Jogja (ANTARA Jogja) - Industri kecil di sentra kerajinan kipas Jipangan, Desa Bangunjiwo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mampu memproduksi kipas minimal 80.000 buah per bulan.
"Rata-rata produksi kipas per bulan sekitar 80.000 buah, namun kalau ramai pesanan, bisa 100.000 kipas per bulan," kata perajin dan pengusaha Industri Kipas Surya Souvenir Bangunjiwo, Bantul, Tumadi, Selasa.
Menurut dia, kipas produksinya berbentuk setengah lingkaran berkerangka bambu yang dibalut dengan kain berbagai motif seperti batik dan polos. Kipas tersebut ditawarkan dengan harga yang bervariasi mulai Rp1.000 sampai Rp3.500 per buah.
"Namun ada juga kipas yang berukuran lebih besar dengan harga Rp6.000 per buah, namun yang itu jarang diminati, biasanya yang paling laris malah kipas dengan harga Rp2.000," katanya.
Ia mengatakan, kipas produksinya itu sebagian besar dikirim ke berbagai kota di Jawa seperti ke Jakarta, Surabaya, Bandung dan sejumlah daerah di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta ke Papua.
"Pengiriman barang ke luar kota dan luar Jawa itu rutin tiap minggu sekali karena sudah menjadi pelanggan saya, rata-rata tiap daerah pesan sebanyak 4.000 sampai 5.000 kipas sekali kirim," katanya.
Menurut dia, selain rutin mengirim barang ke luar daerah, juga menyuplai ke beberapa toko dan grosir kerajinan di kawasan Malioboro dan pasar tradisional Beringharjo Yogyakarta.
"Untuk suplai barang ke beberapa pedagang Malioboro dan Beringharjo tiap hari sekitar 1.000 sampai 2.000 kipas, biasanya mereka kulakan di tempat saya untuk dijual lagi," kata dia.
Ia mengatakan, industri pembuatan kipas yang dikembangkan sejak 2001 ini sekarang telah mempekerjakan sebanyak 30 tenaga kerja dari warga setempat.
(KR-HRI)