Nelayan Pantai Pandansimo Baru Bantul kembali melaut

id nelayan pantai pandansimo baru

Nelayan Pantai Pandansimo Baru Bantul kembali melaut

Ilustrasi nelayan siap melaut (Foto pantai.org)

Bantul (ANTARA Jogja) - Nelayan Pantai Pandansimo Baru di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak beberapa pekan terakhir kembali melaut, setelah beberapa bulan lalu enggan mencari ikan di laut karena hasil tangkapan sedikit.

"Sekarang lagi musim panen ikan, hasil tangkapan ikan sekali melaut bisa mencapai rata-rata satu kuintal sampai 1,6 kuintal," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Pandansimo Baru Jumali, Minggu.

Menurut dia, karena tangkapan ikan melimpah, nelayan setempat kembali bersemangat melaut, dan dari 25 nelayan di pantai itu, hampir semuanya melaut. Sebelumnya, hanya 10 sampai 15 nelayan yang melaut.

Ia mengatakan hasil tangkapan ikan sebelumnya rata-rata kurang dari satu kuintal, terdiri atas kembung, cakalang, layur, dan ikan kecil yang harganya antara Rp15.000 sampai Rp20.000 per kilogram.

"Kalau musim ini ikannya cenderung bawal putih dan layur, malah pernah ada yang mendapat lobster. Bawal dan lobster harganya bisa mencapai Rp100.000 per kilogram," katanya.

Menurut dia, sudah menjadi kalender tahunan bahwa mulai Oktober sampai April di perairan Pantai Pandansimo Baru ikan melimpah, dan setelah itu akan terjadi paceklik ikan, hingga beberapa bulan.

"Kalau di pantai lain saya kurang tahu, namun kalau di sini musimnya memang seperti itu, jadi sudah menjadi naluri nelayan kapan waktunya melaut maupun tidak," katanya.

Salah seorang nelayan Pantai Pandansimo Baru, Muhadi mengatakan saat ini lagi musim ikan, rata-rata sekali melaut bisa mendapat satu kuintal lebih, kalau sebelumnya tangkapan tidak mesti, kadang 50 kilogram sampai sebanyak 70 kilogram ikan.

Menurut dia, berbagai ikan hasil tangkapannya itu diantaranya ikan layur, tenggiri, yang rata-rata dijual seharga Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram dan juga bawal putih yang harganya sampai Rp100.000 per kilogram.

"Hasil tangkapan melimpah, kadang satu kuintal, kadang lebih sedikit, tidak bisa diprediksi. Ikan-ikan tersebut langsung habis di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) karena tidak boleh dijual langsung," katanya.

(KR-HRI)