TNBTS larang pengunjung Kasada nyalakan api unggun

id bromo gunung yadnya

TNBTS larang pengunjung Kasada nyalakan api unggun

Kawah Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur. (chelviechutez.wordpress.com)

Probolinggo (Antara Jogja) - Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang pengunjung menyalakan api unggun di lautan pasir dan padang savana selama upacara Yadnya Kasada di Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

"Saat ini masuk puncak musim kemarau, sehingga percikan api unggun yang tidak dipadamkan dengan sempurna dapat merembet dan menjalar dengan cepat dan menyebabkan kebakaran," kata Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari, Selasa.

Upacara ritual Kasada untuk menghormati leluhur Suku Tengger, Joko Seger dan Loro Anteng itu digelar umat Hindu Suku Tengger pada Selasa hingga Rabu (24/7) di kawah Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl, Pura Luhur Ponten, dan lautan pasir berbisik.

Menurut dia, suhu terendah pada saat dini hari di puncak musim kemarau berkisar antara 3 derajat hingga 5 derajat Celcius, bahkan di beberapa tempat sering bersuhu di bawah 0 derajat Celcius (minus) pada malam hari.

"Dinginnya suhu udara membuat para pengunjung membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka. Namun saat meninggalkan lokasi, mereka tidak pernah memadamkan bara api dengan sempurna, sehingga membahayakan kawasan konservasi," tuturnya.

Ia mengimbau para pengunjung upacara Kasada ikut menjaga kawasan konservasi di Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl), sehingga ekosistem di kawasan setempat tidak terbakar.

"Selain api unggun, kami juga mengimbau wisatawan tidak sembarangan membuang puntung rokok karena padang savana mudah terbakar pada saat musim kemarau. Angin kencang akan mempercepat penyebaran titik api," paparnya.

Pihak TNBTS, lanjut dia, juga membatasi pengunjung yang ingin menyaksikan prosesi ritual Kasada di bibir kawah karena terlalu banyak orang yang berada di sana dapat membahayakan keselamatan pengunjung.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemuka agama setempat terkait hal itu dan maksimal sebanyak 500 orang secara bergantian dapat menyebar di sepanjang bibir kawah Bromo," katanya.

Ayu menjelaskan Upacara Yadnya Kasada yang digelar oleh umat Hindu Tengger biasanya menyisakan masalah tumpukan sampah di mana-mana karena pengunjung membuang sampah di sembarang tempat dan tidak peduli dengan kebersihan lautan pasir berbisik dan sekitar bibir kawah Bromo.

"Hampir setiap tahun petugas TNBTS selalu membersihkan sampah-sampah yang berserakan pascaupacara Kasada di Gunung Bromo," ujarnya.

TNBTS menyiagakan sebanyak 70 personel dan dibantu aparat kepolisian setempat untuk mengamankan upacara Kasada yang digelar warga Tengger setiap malam 14 Bulan Kasada.

Yadnya Kasada adalah ritual persembahan yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Tengger untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dengan membawa sesajen dan persembahan hasil pertanian mereka dengan tujuan untuk meminta keselamatan, dan berkah kepada Yang Maha Kuasa.

(KR-FQH)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024