APTI berharap harga jual tembakau menguntungkan

id apti berharap harga

APTI berharap harga jual tembakau menguntungkan

Petani tembakau sedang menyiram tanamannya (Foto antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap harga tembakau pada 2013 bisa menguntungkan atau setidaknya bisa kembali modal, karena banyak tanaman yang rusak akibat cuaca yang tidak menentu.

"Petani tembakau di Kabupaten Sleman akan panen tahap awal pada 25 Agustus 2013. Harapannya harga tembakau menguntungkan petani," kata Ketua APTI Kabupaten Sleman Suwarji di Sleman, Selasa.

Ia menyebutkan petani tembakau di Kabupaten Sleman saat ini jumlahnya lebih dari 7.000 orang.

"Panen yang akan dilakukan besok adalah hasil tanam bulan Juni. Tembakau yang ditanam pada Mei rusak dan gagal akibat hujan," katanya.

Ia mengatakan turunnya hujan di musim kemarau itu tidak menyurutkan petani untuk menanam tembakau karena kebutuhan tembakau untuk produsen rokok di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Di Sleman ini mayoritas petani tembakau menanam jenis lokal, hanya sedikit yang menanam tembakau jenis virginia," katanya.

Suwarji mengatakan luas lahan tembakau di Sleman mencapai 1.300 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan.

"Para petani berharap, harga tembakau kali ini tidak lebih rendah dari Rp25 ribu per kilogram. Sebab, jika di bawah harga itu, dipastikan akan rugi. Yaitu rugi modal tanam dan lahan yang digunakan untuk tanam tembakau," katanya.

Ia mengatakan saat gangguan cuaca mulai Mei 2013 itu, seluas 300 hektar tidak ditanami tembakau. Namun petani berganti menanam tanaman palawija.

"Pada Juni para petani tetap menanam tembakau karena hujan yang turun hingga Agustus semakin berkurang. Sebab, tanaman tembakau tidak banyak membutuhkan pengairan dan menghindari hujan. Jika hujan turun dengan lebat, maka tanaman akan rusak. Selain rusak, mutu tembakau sangat rendah," katanya.

Ia mengatakan petani harus mengeluarkan modal dua kali lipat karena pada tanam pertama Mei 2013 tanaman rusak dan ditanam ulang pada Juni.

"Modal untuk tanam tembakau per hektare hanya Rp15 juta saja. Namun karena cuaca yang tidak menentu, petani harus mengeluarkan modal Rp30 juta hingga Rp40 juta per hektare, baik untuk pembibitan, pengolahan lahan, pemupukan, hingga pemberantasan hama," katanya.

(V001)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.