Jakarta (Antara Jogja) - Pemerintah menargetkan kartu pembelian bahan bakar minyak bersubsidi nontunai di stasiun bahan bakar umum berlaku secara nasional pada awal 2014.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di Jakarta, Selasa, mengatakan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan segala hal termasuk pencetakan dan kesiapan perbankan dalam satu bulan ke depan.
"Pemberlakuannya secara bertahap yang dimulai di Batam, Bali, dan Jabodetabek dan selanjutnya secara nasional awal 2014," ujarnya.
Namun demikian, sementara kartu belum tercetak, kata dia pembelian BBM nontunai dilakukan melalui ATM atau kartu isi ulang (voucher).
Menurut dia, kartu BBM akan memuat identitas pemilik kendaraannya seperti nama, alamat, dan nomor STNK.
"Saat kartu digesek di SPBU, maka otomatis tercatat di bank dan diketahui membeli di SPBU mana dan berapa volumenya. Jadi, bisa terpantau volume penjualan baik SPBU maupun kendaraannya," katanya.
Pemerintah, tambah Susilo, akan menyosialisasikan kartu BBM subsidi termasuk mengundang pimpinan daerah seperti DKI, Jabar, dan Bali. "Agar tidak kaget," ujarnya.
Payung hukum kartu BBM akan dikeluarkan BPH Migas yang juga bertindak sebagai pelaksana program.
Bank yang terlibat dalam program kartu BBM nontunai antara lain BNI, BRI, Mandiri, BCA, dan BPD.
Susilo menambahkan, pemakaian kartu nontunai akan saling melengkapi dengan program pengendalian BBM PT Pertamina (Persero) yang dilaksanakan PT Inti. "Pemakaian kartu nontunai ini bisa cepat. Itu pertimbangannya," katanya.
Ia meminta Inti segera memasang alat pengendalinya.
Pertamina dan Inti sedang merenegosiasi harga kontrak alat pengendali bahan bakar minyak menyusul kesulitan pendanaan yang dialami Inti.
Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, negosiasi tidak mempengaruhi pemasangan alat pengendali yang sedang berjalan.
Menurut dia, pemasangan sistem pengendali di 273 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya sudah hampir selesai.
Sebelumnya, Direktur Utama Inti Tikno Sutisna mengatakan, pihaknya masih proses negosiasi pendanaan dengan Bank Mandiri dan BRI serta lembaga sekuritas.
Pendanaan proyek berasal dari internal sebesar 30 persen dan pinjaman perbankan 70 persen.
Meski terkendala pendanaan, Tikno menjamin pemasangan seluruh alat akan selesai sesuai target yakni Juli 2014.
Pertamina sudah menetapkan Inti sebagai pemenang tender pengadaan alat pengendali dengan harga kontrak Rp20 per liter BBM subsidi yang dijual melalui SPBU.
Kontrak selama lima tahun.
Inti akan memasang alat pengendali BBM di sekitar 5.000 SPBU dan 100 juta kendaraan di seluruh Indonesia.
Alat pengendali yang dipasang di kendaraan berupa cincin berbahan fiber yang direkatkan di setiap tangki kendaraan.
(K007)
