Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman atau OPT secara swadaya di wilayah endemi hama tikus dan hama wereng.
"Gerakan pengendalian tersebut dengan dilakukan penyemprotan wereng punggung putih yang menyerang tanaman padi umur 45 hari, menggunakan agensia hayati beauveria bassiana (pengendali OPT berbasis makhluk hidup, red)," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kulon Progo Tri Hidayatun di Kulon Progo, Rabu.
Ia mengatakan agensia hayati adalah organisme yang dapat merusak atau mengganggu kehidupan organisme pengganggu tanaman, sehingga OPT tersebut sakit atau mati.
Adapun gerakan pengendalian OPT secara swadaya yakni Kelompok Tani Bongkol Sejahtera bertempat di Plugon, Donomulyo, Nanggulan, dan Kelompok Tani Tani Sejahtera yang bertempat di Tempel, Pendoworejo, Girimulyo dan Kelompok Tani Sri Jati, Jatisarono, Nanggulan.
"Penggunaan agensia hayati lebih ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia," kata Tri Hidayatun.
Ia mengatakan produktivitas padi paling tinggi di Kecamatan Nanggulan dengan rata-rata 10 ton per hektare gabah kering panen. Nanggulan merupakan pusat kegiatan pengendalian hama terpadu (PHT) dengan luasan lahan sekitar 1.500 hektare.
"Kecamatan Nanggulan merupakan pusat penghasil padi di Kulon Progo. Setiap tahunnya, produktivitas padi paling tinggi dan terus mengalami peningkatan. Padahal, kecamatan ini sering terjadi serangan hama tikus dan hama wereng punggung putih," kata dia.
Lebih lanjut, Tri Hidayatun mengatakan kendala utama dalam peningkatan produksi padi di Kulon Progo yakni serangan penyakit wereng punggung putih, tikus, dan belakangan ini disebabkan anomali iklim yang menyebabkan sawah tergenang air.
"Serangan hama wereng punggung putih ini sangat meresahkan petani karena sangat cepat menghisap sari padi. Hama wereng ini merata menyerang tanaman padi di seluruh Kulon Progo," katanya.
Untuk penanganan hama ini, kata Tri, Dispertan mengupayakan pendampingan melakukan pengendalian hama, memberikan pestisida hayati, dan melakukan emposoan terhadap hama tikus.
"Kami berupaya memberantas hama yang mengganggu tanaman. Supaya produktivitas tanaman padi terus meningkat," katanya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Nanggulan Hartono mengatakan Nanggulan merupakan daerah endemis tikus sejak beberapa tahun terakhir. Sehingga kalau, menanam padi tidak serempak, maka dapat dipastikan akan terjadi serangan hama tikus.
"Kami berharap petani menanam padi sesuai kesepakatan bersama dan mengikuti pola tanam yang berlaku," katanya.
(KR-STR)