"Tahun ini ada alokasi untuk sembilan unit instalasi biogas, rencana detail teknis sudah jadi, sehingga segera bisa dibangun dan biaya yang diperlukan per unit sekitar Rp20 juta," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulon Progo Harjoko di Kulon Progo, Senin.
Ia mengatakan program pembangunan instalasi biogas ini ada juga di Disperindag-ESDM dan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP).
Menurut dia, setiap tahun selalu ada alokasi bantuan untuk pembangunan instalasi biogas dengan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Potensi pengembangan instalasi biogas di Kulon Progo sendiri merata, bahkan di wilayah Samigaluh yang merupakan pegunungan juga ada.
Saat ini, kata dia, banyak pengajuan usulan dari warga masyarakat untuk antuan pembangunan instalasi biogas. Menurutnya, pembangunan instalasi biogas akan lebih efektif bagi kelompok, baik dipeternakan sapi maupun industri rumah tangga tahu.
"Kalau yang perorangan banyak yang berhenti, misalnya karena sapinya dijual, sehingga aset itu (bantuan instalasi biogas) tidak termanfaatkan atau mangkrak. Dari evaluasi hal seperti di lapangan, kami mencoba agar bantuan itu bagi kluster atau kelompok, sehingga bisa berkelanjutan," katanya.
Kasi Pengawasan dan Pengendalian Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo Rienduari Widiastuti mengatakan nantuan biodigester setiap tahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan proposal bantuan biodigester dari masyarakat juga sangat sedikit. Tahun ini, KLH hanya memberikan bantuan sembilan unit biodigester.
Menurut dia, pemanfaatan kotoran ternak dan limbah industri kecil tahu untuk biogas atau biodigester sebagai energi alternatif sangat diminati masyarakat. Namun, seiring banyaknya bantuan yang diberikan pemerintah, semakin sedikit masyarakat yang mengajukan bantuan.
Bantuan biodigester setiap tahunnya mulai 2007 sejumlah 12 unit, 2008 sejumlah 28 unit, 2009 sejumlah 35 unit, 2010 sejumlah 44 unit, 2011 sejumlah 21 unit, 2012 sejumlah 26 unit, 2013 sejumlah 30 unit, dan 2014 sebanyak 11 unit.
"Bantuan biodigester sediri tidak hanya dilakukan KLH, tapi juga Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (DisperindahESDM) Kulon Progo. Kami mendorong masyarakat secara mandiri mampu memanfaatkan limbah ternak dan limbah industri tahu sebagai biogas. Hal ini bermanfaat secara ekonomi dan tidak terjadi pencemaran udara," katanya.
(KR-STR)