Kampung Wisata Gurame Bantul dorong perekonomian masyarakat

id gurame

Kampung Wisata Gurame Bantul dorong perekonomian masyarakat

ilustrasi (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul (Antara Jogja) - Kampung Wisata Gurame yang dirintis di Dusun Kergan, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong perekonomian masyarakat setempat dengan membudidayakan ikan tersebut.

"Awalnya pada 2008 hanya ada empat orang yang membudidayakan gurame, namun sekarang ini sudah ada sekitar 30 orang," kata Sekretaris Kelompok Budidaya Gurame Tani Mina Mulya Dusun Kergan, Desa Tirtomulyo, Sunarto di Bantul, Kamis.

Menurut dia, sebelum berkembang budi daya gurame di daerahnya mayoritas warga Dusun Kergan sehari-hari hanya berprofesi sebagai buruh dan petani, dengan penghasilan pas-pasan sehingga mereka harus hidup dengan serba sederhana.

Namun, kata dia, sejak Kampung Wisata Gurame berdiri sekitar setahun lalu seiring kemajuan kegiatan budidaya gurame, maka pendapatan warga yang memiliki kolam meningkat, sebab banyak pedagang yang datang meminta pasokan.

"Alhamdulillah, ada kemajuan, awalnya budi daya gurame yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari, namun seiring waktu berjalan para pedagang mulai berdatangan pesan gurame kelompok," katanya.

Dirinya bersama sejumlah rekannya yang merintis budi daya gurame di Kergan ini mengaku awalnya hanya ada sekitar 20 kolam gurame di sekitar rumah mereka, namun hingga sekarang ini sudah ada sekitar 300 kolam yang dimiliki kelompoknya.

"Untuk mengembangkan usaha, kami sempat terkendala modal yang pas-pasan, namun kami coba cari pinjaman, dan pada awal 2014 kami mengajukan pinjaman ke salah satu bank dengan total sekitar Rp1,2 miliar," katanya.

Menurut dia, selain anggota kelompok, tidak sedikit pula warga Dusun Bergan lainnya yang mencoba peruntungan dengan budidaya gurame, bahkan selain komoditas ikan itu, belakangan ini anggota kelompok tani juga mencoba budi daya lele dan ikan patin.

"Untuk lele, per bulan kita bisa menjual sekitar tiga hingga empat ton, sementara gurame, sebagian besar untuk pembibitan. Untuk kebutuhan konsumsi, dalam setahun hanya empat hingga lima ton," katanya.

Ia mengatakan, setelah budi daya ikan sukses, kelompok kemudian mengembangkan peluang ekonomi lain, mulai diversifikasi olahan gurame, pemasaran ikan segar dan fillet, jasa pembuatan kolam dan konsultasi pemeliharaan gurame, hingga outbond dan wisata edukasi perikanan.

Menurut dia, jasa kelompok Mina Mulya sering digunakan para pembudidaya sekitar DIY termasuk berkonsultasi, bahkan, sejumlah pemerintah daerah luar DIY seperti Ciamis, Cianjur, Bogor, hingga Kalimantan Timur pernah berkunjung ke Dusun Bergan.

"Rata-rata mereka konsultasi bagaimana caranya memberdayakan masyarakat. Kita juga pernah menerima kunjungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," katanya.
KR-HRI

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2025