Pemkab Gunung Kidul tambah koleksi "stone garden"

id gunung kidul

Pemkab Gunung Kidul tambah koleksi "stone garden"

Icon Gunung Kidul Handayani (Foto Antara)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menambah koleksi bebatuan di "stone garden" Desa Mulo, Wonosari.

"Saat ini proses pembangunan pada triwulan ke-2 mencapai 60 persen," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Rabu.

Ia mengatakan anggaran triwulan ke-3 tahun ini mencapai sekitar Rp900 juta yang bersumber dari APBD Gunung Kidul.

Anggaran digunakan untuk tata lampu, "landscape" halaman, interior dalam bangunan, serta penambahan material batuan. Anggaran total proyek "stone garden" selain menggunakan APBD juga mendapat dukungan APBN.

"Kalau di total, besaran anggaran yang telah dikeluarkan mulai tahap pertama hingga tahap dua sudah mencapai sekitar Rp3,5 miliar," katanya.

Selain berasal dari Gunung Kidul, batu yang berada di "stone garden" akan dilengkapi dari Pacitan dan Wonogiri sebagai gugusan karst Gunungsewu. Harapannya, untuk memperkuat keberadaan Geopark Gunungsewu yang diusung pemerintah tiga kabupaten.

Hary mengakui kondisi "stone garden" waktu sekarang dinilai belum layak dikunjungi. Target kunjungan bisa dimunculkan setelah semua kelengkapan selesai.

Dispar belum dapat memastikan "stone garden" dapat beroperasi. Hal itu bergantung pada ketersediaan anggaran untuk pembangunan taman tersebut.

"Saat ini pembangunan Taman Batu terus dilakukan, kami masih ada beberapa rencana lain untuk mengembangkan," katanya.

General Manager Geopark Budi Martono mengatakan pengembangan di sekitar geosite seperti di Lembah Ngingrong dengan "stone garden". Diharapkan dengan adanya "stone garden" bisa memberikan edukasi dan tempat peristirahatan bagi wisatawan.

Pengembangan nantinya salah satunya akan menambah jumlah batu. Setiap batu akan ada tiga jenis ukuran mulai kecil, sedang, hingga besar.

"Saat ini masih tahap pertama, nanti akan terus dikembangkan. Selain itu, akan ada kuliner, penjual suvenir, dan museum batu," katanya.

Budi Martono mengatakan dari 13 geoside yang ada di Gunung Kidul. saat ini ada beberapa yang menjadi objek pariwisata yang terkenal, seperti Gua Pindul dan Gunung Purba Nglanggeran.

Pemerataan akan dikembangkan kawasan sekitarnya, untuk sisi utara misalnya di Kecamatan Gedangsari ada "green village", Desa Mertelu, serta embung Batara Sriten akan dikembangkan.

"Tidak akan menambah geosite, tetapi mengembangkan dengan konsep pengembangan ?geosite, yakni dengan mengedepankan unsur pendidikan dan budaya," katanya.
KR-STR