Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terus menunjukkan taringnya. Pada pembukaan perdagangan Jumat (4/4) pagi, rupiah melonjak 93 poin atau 0,55 persen ke posisi Rp16.653 per dolar AS, menguat dari posisi sebelumnya di Rp16.746 per dolar AS.
Penguatan ini tak lepas dari meningkatnya kekhawatiran global terhadap retaliasi negara-negara besar atas kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah oleh kekhawatiran retaliasi negara-negara terhadap tarif Trump akan berpotensi menyebabkan resesi di AS," kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong, kepada ANTARA di Jakarta.
Sikap keras datang dari Kanada. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menegaskan pihaknya siap membalas kebijakan tarif AS dan bahkan menargetkan membangun ekonomi terkuat di kelompok negara G7.
Meski Kanada berhasil menghindari tarif 10 persen untuk barang dalam Perjanjian USMCA (Amerika Serikat–Meksiko–Kanada), barang-barang lain tetap akan dikenakan tarif 25 persen, termasuk tarif 10 persen untuk energi dan kalium. Impor mobil asing juga akan mulai dikenai tarif 25 persen pada Kamis dini hari, belum lagi tarif baja dan aluminium yang masih berlaku.
Baca juga: Trump kenakan tarif besar ke RI, Prabowo kirim delegasi ke Washington
Tidak hanya Kanada, Uni Eropa dan China pun bersiap memberi balasan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan, Eropa sedang merampungkan paket balasan pertama untuk melindungi kepentingan dan industri dalam negerinya. Jika negosiasi gagal, langkah lanjutan pun akan digulirkan.
Sementara itu, China secara tegas menolak kebijakan tarif Trump dan mengancam akan mengambil tindakan balasan. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu kini menghadapi tambahan tarif hingga 34 persen, di luar bea masuk 20 persen yang telah lebih dulu diberlakukan sejak awal masa jabatan kedua Trump.
Kebijakan pemicu panas ini diumumkan Trump pada Rabu (2/4), yang menyatakan akan mengenakan tarif 10 persen untuk seluruh impor asing mulai 5 April 2025. Sementara tarif tambahan bagi negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar terhadap AS akan diberlakukan mulai 9 April 2025.
Baca juga: Ekonom prediksi harga emas 3.200 dolar per troy ons imbas tarif Trump
Lukman menilai, Indonesia cenderung tidak akan melakukan retaliasi terhadap AS karena kapasitas ekonominya belum cukup kuat untuk bertarung dalam perang dagang global.
“Pemerintah sebaiknya berusaha menegosiasi dan wait and see perkembangan lebih jauh,” jelasnya.
Faktor lain yang turut menekan dolar AS adalah data Institute for Supply Management (ISM) sektor jasa yang dirilis di bawah ekspektasi pasar. Hal ini memperkuat kekhawatiran akan pelemahan ekonomi AS imbas kebijakan agresif Trump.
Meski sentimen risk off masih membayangi pasar ekuitas global, penguatan rupiah diprediksi tetap terbatas. Lukman memproyeksi kurs rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.600 hingga Rp16.800 per dolar AS dalam waktu dekat.
Baca juga: PBB peringatkan AS dan Iran hentikan retorika provokatif soal senjata nuklir
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat seiring kekhawatiran retaliasi atas kebijakan tarif AS