Yogyakarta, (Antara Jogja) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendorong perguruan tinggi menanamkan nilai dasar kebangsaan dan bela negara baik melalui kurikulum, kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
"Skemanya adalah dari kurikulum yang diselipkan pada kegiatan pembelajaran yang kemudian berkembang menjadi budaya kampus, integrasi pada kegiatan kemahasiswaan, hingga pembiasaan pada kehidupan keluarga dan masyarakat," kata Direktur Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Paristiyanti Nurwardani di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.
Dalam Seminar Nasional Bela Negara yang digelar untuk memperingati Dies Natalis UGM ke-68 itu, Paristiyanti mengatakan bahwa materi wawasan kebangsaan dan bela negara dapat disampaikan melalui perkuliahan yang diampu para dosen, penanaman moral dan etika, pelaksanaan seminar, pelatihan, dan dialog terbuka, hingga melalui kegiatan-kegiatan himpunan mahasiswa.
Hal itu, menurut dia, penting dilakukan karena bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan mulai dari rendahnya rasa cinta tanah air, radikalisme, intoleransi, narkoba, pengangguran, hingga ketidaksiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Permasalahan itu, tambahnya, menjadi tantangan yang harus dijawab oleh generasi muda. Namun, data-data yang ada justru menunjukkan bahwa lulusan perguruan tinggi Indonesia memiliki kompetensi yang terbilang rendah dalam berbagai aspek.
"Kritik terhadap lulusan sarjana Indonesia adalah kurang kemampuan bahasa Inggris, karakter kepemimpinan, kemampuan organisasi, komunikasi, dan teknologi informasi," kata dia.
Oleh sebab itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan SDM yang unggul karena bela negara tidak mungkin dapat dilakukan tanpa memiliki kompetensi yang unggul untuk bersaing dengan SDM dari negara lain.
Ia juga menegaskan bahwa konsp bela negara tidak terbatas pada keterlibatan dalam militer karena bela negara dapat dilakukan semua orang dalam profesinya masing-masing. "Mengabdi sesuai profesinya," kata dia.
Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional, Enny Nurbaningsih mengatakan dukungan regulasi menjadi faktor penting dalam upaya bela negara. Segenap lembaga pemerintah juga perlu bersinergi dalam menghadapi berbagai ancaman bangsa.
"Saat ini problem ego sektoral masih kuat dalam kementerian dan lembaga, dan ini adalah sesuatu yang harus diubah," kata dia.***4***
(L007)
Berita Lainnya
Negara Barat minta pasokan senjata ke Israel dikurangi
Rabu, 1 Mei 2024 20:28 Wib
Negara akan kuat jika ada oposisi yang kuat
Senin, 29 April 2024 21:05 Wib
"Secret Ingredient" ditayangkan di 16 negara
Sabtu, 27 April 2024 19:33 Wib
Indonesia, negara Asia Tenggara satu-satunya di semifinal Piala Asia U-23
Sabtu, 27 April 2024 19:17 Wib
Sekjen PSI: Koalisi diserahkan Prabowo demi kepentingan bangsa-negara
Sabtu, 27 April 2024 6:38 Wib
BTN usulkan skema dana abadi pembiayaan program 3 juta rumah Prabowo-Gibran
Jumat, 26 April 2024 5:48 Wib
STY berat harus menghadapi Korsel, negara sendiri
Kamis, 25 April 2024 9:28 Wib
Pelemahan rupiah di Indonesia lebih baik ketimbang negara lain
Selasa, 23 April 2024 0:55 Wib