Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau petani tidak menanam benih padi ungu atau "black madras" karena belum mendapat sertifikat bebas hama dan izin edar.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wates Hepnu Danarto di Kulon Progo, Senin, mengatakan pada Februari 2018 tampak merebak di beberapa kecamatan tanaman padi ungu, yaitu di Kokap, Temon, Wates (Sogan), dan Lendah.
"Atas kejadian tersebut, Balai Karantina Yogyakarta, BPTP, dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo telah meninjau ke lokasi dan mengambil sampel untuk uji laboratorium," kata Hepnu.
Ia mengatakan hasil peninjauan berupa identifikasi lapangan dan mengimbau petani untuk tidak menanam padi ungu karena belum mendapat sertifikat yang disinyalir ada hama penyakit berbahaya.
"Bagi petani yang sudah terlanjur menanam tetap terus dipantau bersama PPL setempat sampai panen," katanya.
Ciri-ciri padi ungu ini dari batang sampai daun berwarna unggu sedangkan padi berwarna hijau serta biji padi (beras) berwarna putih. Informasi Balai Karantina Cilacap, jenis padi ini berasal dari Korea Selatan.
Di Kecamatan Wates ada tanaman padi ungu milik salah satu petani Sogan, Rantun, seluas 1.000 meter persegi. Padi tersebut sudah dipanen dengan perolehan ubinan 4,4 kg asumsi potensi produksi 7,04 ton/ha.
"Dilihat dari penampakan padi unggu tidak terserang hama penyakit dan memang untuk padi yang kadar gulanya rendah seperti padi unggu ini potensi produksinya rendah," katanya.
Salah satu petani Dusun Kawirejan, Kecamatan Wates, Rantun mengatakan dirinya mendapat benih padi "black madras" dari saudaranya di Pripih, Kecamatan Kokap.
"Benihnya dari saudara saya di Pripih (Kokap). Saya minta benih tiga kilogram untuk luas tanam 150 meter persegi," katanya.
Seperti diketahui "black madras" dari jenis "purple rice" ini memiliki daun dan batang berwarna ungu tua. Jenis tersebut tidak memiliki izin edar Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih.
Menurut dia, varietas ini tahan hama, cepat berbuah, dan cepat panen. Namun demikian, buliran padi tidak sebanyak dibandingkan varietas lain seperti Cieherang atau IR64.
"Saya tidak pernah menyemprot tanaman padi dengan agen hayati atau pestisida. Sampai saat ini, tidak ada serangan hama wereng. Selain itu, pupuk yang dibutuhkan tidak begitu banyak dibandingkan varietas yang sudah ditanam petani," katanya.
Rantun mengatakan informasinya padi jenis ini rendah kolestrol dan gula sehingga, nasinya tidak semanis dibandingkan dengan padi varietas lain.
"Nasinya pulen tapi tidak manis dan kadar gulanya rendah," kata dia.
(U.KR-STR)
