1.350 bibit pohon ditanam di Situs purbakala Ratu Boko
tidak kurang dari 250 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta ikut menanam bersama Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, Tri Hartini, Vice President Djarum Foundation, FX Supanji dan General Mana
Sleman, Yogyakarta (ANTARA) - Kompleks Situs purbakala Ratu Boko yang berada di Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ditanami sebanyak 1.350 pepohonan berupa tanaman perdu dan semak berbunga, Selasa sore.
Di area yang terletak sekitar 3 km dari Candi Prambanan itu, tidak kurang dari 250 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta ikut menanam bersama Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, Tri Hartini, Vice President Djarum Foundation, FX Supanji dan General Manager BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko, Wiharjanto.
Ratusan mahasiswa yang terlibat penanaman pohon itu berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Atmajaya dan sejumlah perguruan tinggi lainnya.
Baca juga: Yogyakarta mewajibkan pemilik gedung dan reklame pasang CCTV
Di beberapa titik area kompleks situs purbakala Ratu Boko -- yang menjadi salah satu warisan budaya yang telah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) itu -- ratusan mahasiswa menanam beberapa pohon.
Pohon tersebut adalah jenis bougenville (Bougainvillea), tanjung (Mimusops elengi), merak (Caesalpinia pulcherrima), soka (Saraca asoca) dan kepel (Stelechocarpus burahol).
Sementara itu, pada saat bersamaan, ratusan mahasiswa itu juga menanam aneka pepohonan di Candi Ijo, sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, yang jaraknya 4 km arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kira-kira 18 kilometer di sebelah timur Kota Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, Tri Hartini memberikan apresiasi kepada Bakti Lingkungan Djarum Foundation yang menggagas penghijauan di candi-candi di Tanah Air.
"Gerakan penghijauan dalam wujud nyata merawat situs-situs cagar budaya ini bisa memberikan pengaruh yang baik bagi generasi muda dan masyarakat luas," katanya.
Menurut dia selain akan mempercantik wilayah situs Ratu Boko dan Candi Ijo, gerakan tersebut diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk semakin mencintai lingkungan dan juga sekaligus mempelajari warisan sejarah yang ada di Indonesia.
Baca juga: BEI mendorong UMKM Yogyakarta melantai di bursa saham
General Manager BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko, Wiharjanto menambahkan bahwa peninggalan sejarah Ratu Boko kini juga sudah menjadi ikon pariwisata, yang juga digemari generasi milenial.
"Generasi milenial ini, saat senja hari berbondong-bondong datang ke situs Ratu Boko untuk berburu 'sunset'," katanya.
Ia merujuk data yang dihimpun pihaknya betapa fenonema "sunset" itu mendongkrak kunjungan wisata di Yogyakarta, khususnya di situs Ratu Boko.
Menurut dia total kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara pada 2018 sebanyak 306.338 orang yang didominasi anak muda.
"Dan sebagian besar dari pengunjung itu datang pada sore dan petang hari untuk berswafoto di gapura utama situs Ratu Boko ini guna melihat matahari terbenam," kata Wiharjanto.
Ia menambahkan lokasi situs kompleks Ratu Boko seluas 250 ribu meter persegi itu seringkali suhu udaranya panas sehingga dengan penghijauan itu diharapkan akan memberikan suasana lebih teduh.
Baca juga: Disperindag Yogyakarta intensifkan sosialisasi pembayaran retribusi pasar nontunai
Sementara itu, Vice President Djarum Foundation, FX Supanji menjelaskan bahwa melalui program Candi Sadar Lingkungan (Candi Darling) sebagai bagian kegiatan Bakti Lingkungan Djarum Foudnation, pihaknya mengajak generasi milenial -- khususnya mahasiswa -- untuk terlibat dalam kegiatan penanaman pohon secara langsung.
"Jadi, tidak sekadar peduli saja, namun ikut terlibat langsung dalam aksi nyata, bergerak bersama dan mengejar mimpi masa depan dengan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada bumi," katanya.
Program penghijauan dengan penanaman pohon di candi-candi dan situs sejarah di seluruh Indonesia itu, katanya, ditargetkan rampung pada 2025, di mana pihaknya membuka kesempatan bagi mahasiswa bergabung sebagai "Darling Squad" guna menularkan kebiasaan penghijauan demi ikut menjaga bumi lebih baik.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh musisi Kunto Aji, yang ikut menanam pohon di kompleks situs purbakala Candi Boko.
Di area yang terletak sekitar 3 km dari Candi Prambanan itu, tidak kurang dari 250 mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta ikut menanam bersama Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, Tri Hartini, Vice President Djarum Foundation, FX Supanji dan General Manager BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko, Wiharjanto.
Ratusan mahasiswa yang terlibat penanaman pohon itu berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Atmajaya dan sejumlah perguruan tinggi lainnya.
Baca juga: Yogyakarta mewajibkan pemilik gedung dan reklame pasang CCTV
Di beberapa titik area kompleks situs purbakala Ratu Boko -- yang menjadi salah satu warisan budaya yang telah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) itu -- ratusan mahasiswa menanam beberapa pohon.
Pohon tersebut adalah jenis bougenville (Bougainvillea), tanjung (Mimusops elengi), merak (Caesalpinia pulcherrima), soka (Saraca asoca) dan kepel (Stelechocarpus burahol).
Sementara itu, pada saat bersamaan, ratusan mahasiswa itu juga menanam aneka pepohonan di Candi Ijo, sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, yang jaraknya 4 km arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kira-kira 18 kilometer di sebelah timur Kota Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pelestarian Budaya DIY, Tri Hartini memberikan apresiasi kepada Bakti Lingkungan Djarum Foundation yang menggagas penghijauan di candi-candi di Tanah Air.
"Gerakan penghijauan dalam wujud nyata merawat situs-situs cagar budaya ini bisa memberikan pengaruh yang baik bagi generasi muda dan masyarakat luas," katanya.
Menurut dia selain akan mempercantik wilayah situs Ratu Boko dan Candi Ijo, gerakan tersebut diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk semakin mencintai lingkungan dan juga sekaligus mempelajari warisan sejarah yang ada di Indonesia.
Baca juga: BEI mendorong UMKM Yogyakarta melantai di bursa saham
General Manager BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko, Wiharjanto menambahkan bahwa peninggalan sejarah Ratu Boko kini juga sudah menjadi ikon pariwisata, yang juga digemari generasi milenial.
"Generasi milenial ini, saat senja hari berbondong-bondong datang ke situs Ratu Boko untuk berburu 'sunset'," katanya.
Ia merujuk data yang dihimpun pihaknya betapa fenonema "sunset" itu mendongkrak kunjungan wisata di Yogyakarta, khususnya di situs Ratu Boko.
Menurut dia total kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara pada 2018 sebanyak 306.338 orang yang didominasi anak muda.
"Dan sebagian besar dari pengunjung itu datang pada sore dan petang hari untuk berswafoto di gapura utama situs Ratu Boko ini guna melihat matahari terbenam," kata Wiharjanto.
Ia menambahkan lokasi situs kompleks Ratu Boko seluas 250 ribu meter persegi itu seringkali suhu udaranya panas sehingga dengan penghijauan itu diharapkan akan memberikan suasana lebih teduh.
Baca juga: Disperindag Yogyakarta intensifkan sosialisasi pembayaran retribusi pasar nontunai
Sementara itu, Vice President Djarum Foundation, FX Supanji menjelaskan bahwa melalui program Candi Sadar Lingkungan (Candi Darling) sebagai bagian kegiatan Bakti Lingkungan Djarum Foudnation, pihaknya mengajak generasi milenial -- khususnya mahasiswa -- untuk terlibat dalam kegiatan penanaman pohon secara langsung.
"Jadi, tidak sekadar peduli saja, namun ikut terlibat langsung dalam aksi nyata, bergerak bersama dan mengejar mimpi masa depan dengan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada bumi," katanya.
Program penghijauan dengan penanaman pohon di candi-candi dan situs sejarah di seluruh Indonesia itu, katanya, ditargetkan rampung pada 2025, di mana pihaknya membuka kesempatan bagi mahasiswa bergabung sebagai "Darling Squad" guna menularkan kebiasaan penghijauan demi ikut menjaga bumi lebih baik.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh musisi Kunto Aji, yang ikut menanam pohon di kompleks situs purbakala Candi Boko.