Jakarta (ANTARA) - Orangtua diminta untuk menunda membawa anak ke rumah sakit selama pandemi COVID-19 kecuali dalam keadaan gawat darurat. Lantas, bagaimana cara mengetahui bahwa anak yang sakit bisa ditangani di rumah atau harus segera dibawa ke dokter?
Dokter spesialis anak Atilla Dewanti menjelaskan tanda-tanda gejala demam, pilek, batuk dan diare yang serius pada anak dan harus segera ditangani petugas kesehatan.
Ketika anak mengalami demam, pilek, batuk atau diare, sebaiknya orangtua jangan terlalu khawatir bila kondisi mereka masih terlihat baik-baik saja.
Baca juga: Ahli gizi UGM: Puasa mampu tingkatkan imunitas tubuh
"Tetap waspada, tapi kalau anak masih lincah, ketawa-ketawa, main-main dan happy, jangan terlalu khawatir," kata Atilla dalam Facebook Live Johnson's Parents Club, Rabu.
Demam
Saat anak demam, berikan air minum dan ASI yang lebih banyak. Setelah itu, pakaikan baju yang longgar dan nyaman. Dia menegaskan, tak perlu memakaikan anak selimut terlalu tebal atau memberikan kaos kaki karena justru akan menghalangi penguapan dari tubuhnya.
"Enggak perlu diuntel-untel dan dibedong," kata dia.
Bila demam belum turun, berikan anak paracetamol dengan dosis 10 miligram per kilogram berat badan anak. Untuk anak dengan berat badan 10 kg, berarti paracetamol yang dibutuhkan adalah 100 mg. Obat paracetamol bisa diberikan tiap delapan jam bila anak masih panas.
"Demam yang harus dikhawatirkan itu ketika diberi obat turun, tapi habis itu naik lagi suhunya. Kalau sudah dua hari masih demam, anaknya lemas, curigai jangan-jangan ada penyakit lain, sebaiknya ke dokter."
Baca juga: Dinas Kesehatan Bantul periksa warga rentan tertular COVID-19
Batuk dan pilek
Batuk dan pilek dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk alergi. Jika orangtua punya alergi, ada kemungkinan anak juga mengalami alergi. Cara mencegah batuk pilek akibat alergi adalah menghindari faktor pencetusnya.
Selain itu, hindari juga minuman dingin dan makanan manis. Berikan anak lebih banyak air hangat serta oleskan salep gosok di dada dan punggung.
"Jika perlu, minum obat batuk dan pilek. Jika tiba-tiba sampai sesak, napas tersengal lebih dari 40-60 kali semenit, harus langsung ke dokter," kata dia.
Baca juga: Idealnya berapa kali seminggu anak berjemur?
Diare
Buang air besar yang encer lebih dari lima kali alias diare bisa disebabkan oleh alergi makanan ketika anak baru mencicipi hidangan baru. Diare juga bisa diakibatkan tangan kotor anak yang dimasukkan ke mulut.
Untuk mengatasi diare, Atilla menyarankan orangtua agar menghindari asupan sayur dan buah pada anak. Berikan juga cairan oralit dan perbanyak minuman untuk mengganti cairan tubuh anak yang keluar saat diare.
"Minum selang seling antara oralit dan air putih, kalau anak mau susu atau ASI juga tidak apa-apa," kata dia.
Menjaga anak agar tidak dehidrasi penting ketika buah hati mengalami diare. Orangtua dapat memantau frekuensi anak buang air kecil. Bila diare lebih dari delapan kali sehari dan dehidrasi, segera bawa ke dokter.