Petani di Gunung Kidul dilarang membasmi tikus dengan jebakan listrik

id Tikus,Gunung Kidul,petani gunung kidul

Petani di Gunung Kidul dilarang membasmi tikus dengan jebakan listrik

Petani di Gunung Kidul panen. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melarang petani membasmi hama tikus menggunakan jebakan arus listrik karena membahayakan bagi keselamatan manusia dan tidak ramah lingkungan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan saat ini, petani menggunakan jebakan arus listrik dalam memberantas hama tikur yang mengganggu tanaman padi dan tanangan pangan lainnya.

"Cara ini tidak direkomendasikan karena malah berbahaya bagi keselamatan jiwa, khususnya para petani. Saat ini sudah ada korban, warga yang terseterum jebakan tikus dengan aliran listrik. Jadi, kami melarang menggunakan alat ini," kata Raharjo.

Menurut dia, keberadaan hama tikus merupakan salah satu ancaman saat proses penanaman padi yang dapat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas hasil panen. Banyak cara yang dilakukan untuk menanggulangan hama ini dengan cara mekanis hingga kimiawi. Untuk pengendalian apabila terjadi serangan, dinas pertanian dan pangan mendorong petani menggunakan cara yang aman dan lebih ramah lingkungan.

"Kami menganjurkan menggunakan cara aman agar hama tikus bisa diatasi, tanpa menggunakan jebakan listrik,” katanya.

Dia mencontohkan, pengendalian bisa dilakukan dengan cara mekanis, yakni dengan menggalakan gropyokan tikus di lahan pertanian. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan cara kimiawai dengan emposan dengan menyemprot racun tikus. Hanya saja, racun yang digunakan tidak boleh sembarangan karena pemakaian sudah ada takarannya.

"Harus yang dianjurkan pemerintah dan bukan racun untuk celeng atau babi hutan,” katanya.

Raharjo juga meminta petani menjaga sanitasi di sekitar lahan sehingga tidak ada tempat-tempat yang bisa menjadi sarang tikus. “Intinya kami melarang menggunakan jebakan listrik karena berbahaya,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan memasuki musim hujan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas penanaman di musim tanam pertama. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan sehingga panen bisa dimaksimalkan.

"Kami juga terus melakukan koordinasi dengan BMKG untuk mengetahui perkembangan cuaca. Ini penting untuk mengantisipasi masalah dalam pertanian,” katanya.

Bambang mengatakan untuk mengoptimalkan produksi, selain memberikan bantuan benih kepada petani, juga memastikan ketersediaan pupuk subsidi bagi petani terpenuhi.

"Kami sudah dapat alokasi sampai Desember dan hingga sekarang persediaannya masih aman,” katanya.