VC Ratio jalan seputar Malioboro turun

id jalan searah,malioboro,vc ratio

VC Ratio jalan seputar Malioboro turun

Dokumentasi - Penerapan sistem jalan searah di sejumlah ruas jalan di sekitar Jalan Malioboro Yogyakarta, 16 November 2020. (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menilai penerapan sistem jalan searah di seputar Malioboro mampu menurunkan “vc ratio” yaitu perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas atau arus lalu lintas semakin lancar

“Dapat dilihat secara langsung jika vc ratio sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro mengalami penurunan karena arus lalu lintas semakin lancar,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, penurunan vc ratio di sejumlah ruas jalan di seputar Malioboro cukup signifikan yaitu rata-rata menjadi 0,3 dari sebelumnya 0,8 atau sangat padat.

Penerapan jalan searah di sekitar Jalan Malioboro dilakukan di Jalan Suryotomo dan Jalan Mataram yang kini berubah menjadi searah ke utara, sedangkan di Jalan Pasar Kembang berubah menjadi jalan searah ke barat, dan Jalan Suprapto menjadi jalan searang ke selatan.

Misalnya di Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali dan Jalan Pasar Kembang kini cukup lancar. VC ratio rata-rata 0,3-0,4 bahkan puncaknya atau di jam padat hanya tercatat sekitar 0,5-0,6.

Penurunan kepadatan lalu lintas tersebut, lanjut dia, juga berpengaruh pada tundaan di tiap persimpangan sehingga hampir tidak ada kendaraan yang harus mengantre hingga lebih dari dua kali lampu merah di tiap simpang.

Meskipun demikian, Agus menyadari jika ada masyarakat yang merasa “dirugikan” dalam penerapan sistem arus searah tersebut khususnya untuk perekonomian. “Tentu akan diidentifikasi permasalahannya apa saja. Apakah karena jalan searahnya atau faktor lain,” katanya.

Ia mengatakan, perubahan sistem jalan menjadi searah membutuhkan penyesuaian dari pengguna jalan. Pada awalnya, banyak pengguna jalan yang merasa masih kebingungan sehingga terjadi penumpukan kendaraan di sejumlah ruas jalan.

Namun, lanjut dia, seiring dengan berjalannya waktu, para pengguna jalan mulai beradaptasi dengan perubahan sistem jalan menjadi searah sehingga kepadatan pun berangsur-angsur berkurang bahkan lalu lintas cenderung menjadi semakin lancar.

Agus menambahkan, perubahan jalan menjadi searah tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menambah kapasitas jalan tanpa membangun jalan baru.

“Selalu yang saya katakan adalah, lebih baik menempuh jalur yang agak panjang tetapi lancar daripada memaksakan menempuh jalur pendek tetapi macet,” katanya.

Perubahan sistem jalan menjadi searah juga mengurangi hambatan lalu lintas dari pengguna jalan yang berputar arah atau memotong arus lalu lintas.

Perubahan jalan menjadi searah tersebut tidak hanya dilakukan pada tahun ini saja tetapi juga pernah dilakukan beberapa tahun lalu di Kota Yogyakarta seperti di Jalan Prof Yohannes dan Jalan C Simanjuntak.

“Perekonomian di kedua ruas jalan tersebut juga tetap tumbuh karena pengguna jalan pasti akan merasa lebih nyaman saat melintas,” katanya.

Ia memastikan, adaptasi dan perubahan kebiasaan dari pengguna jalan membutuhkan waktu dan sosialisasi yang terus menerus termasuk penambahan rambu lalu lintas.

“Ada beberapa normalisasi yang juga harus dilakukan seperti memindahkan pembatas jalan dan pohon perindang. Kami lakukan bertahap karena harus berkoordinasi dengan dinas lainnya,” katanya yang juga tetap melakukan evaluasi mengenai penerapan sistem jalan searah.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024