Penularan COVID-19 di perkantoran kembali terjadi di Pemkot Yogyakarta

id covid-19,penularan,perkantoran,pemkot yogyakarta,klaster

Penularan COVID-19 di perkantoran kembali terjadi di Pemkot Yogyakarta

Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sleman membagikan masker kepada pedagang di kawasan Perkantoran Pemda Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (22/4/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

Yogyakarta (ANTARA) - Penularan kasus COVID-19 di perkantoran kembali terjadi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta dengan temuan terbaru, yakni terdapat delapan pegawai dari dua instansi yang terkonfirmasi positif terpapar COVID-19.

“Temuan terbaru, ada enam pegawai di Dinas Kominfo dan Persandian serta ada dua pegawai di Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta positif COVID-19,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, temuan kasus terbaru di dua instansi tersebut merupakan pengembangan dari proses penelusuran (tracing) terhadap pegawai yang sebelumnya sudah terkonfirmasi terpapar COVID-19.

Seluruh pegawai yang dinyatakan positif tersebut, lanjut Heroe, juga sudah cukup lama melakukan uji usap dan menjalani isolasi mandiri di rumah dengan tetap menyelesaikan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.

“Hanya saja, karena hasil uji usap membutuhkan waktu cukup lama, maka kasus terkonfirmasi positif ini juga baru saja diketahui. Saat ini, jumlah sampel yang masuk sangat banyak,” katanya.

Oleh karena itu, ia meminta Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk berkoordinasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait kemungkinan penggunaan alat GeNose untuk mempercepat deteksi virus corona.

“Saya kira, penggunaan GeNose bisa menjadi salah satu alternatif pemeriksaan dengan hasil yang lebih cepat dan juga akurat. Dari informasi awal, akurasi alat ini untuk mendeteksi virus sudah cukup bagus,” kata Heroe Poerwadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan, delapan pegawai yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut seluruhnya menjalani isolasi mandiri.

“Mereka semua adalah pasien tanpa gejala,” katanya yang menduga awal penularan COVID-19 di lingkungan perkantoran tersebut berasal saat pegawai tugas luar.

Oleh karenanya, ia kembali mengingatkan agar penerapan protokol kesehatan di kantor tidak boleh lengah yaitu wajib mencuci tangan sebeum masuk kantor, menjalani pengukuran suhu, menjaga jarak, wajib memakai masker, sering mencuci tangan atau memakai penyanitasi tangan.

“Disinfeksi rutin di tempat yang sering disentuh juga sangat penting. Dan jika merasa tidak sehat, maka lebih baik tidak masuk kerja serta segera melakukan pemeriksaan kesehatan di fasyankes,” kata Emma Rahmi Aryani.

Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, pada Jumat (18/12) terdapat tambahan 52 kasus positif COVID-19 di Yogyakarta dan 30 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi mandiri.

Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 di Yogyakarta tercatat 278 kasus, 986 pasien sembuh atau selesai isolasi, dan 52 pasien meninggal dunia.
 

Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024