Pengungsi Merapi di Glagaharjo memilih bertahan di barak

id Pengungsi erupsi Merapi ,Barak pengungsian Glagaharjo ,Erupsi gunung Merapi ,Gunung Merapi ,Kabupaten Sleman

Pengungsi Merapi di Glagaharjo memilih bertahan di barak

Pengungsi lansia dan anak-anak di barak pengungsian tanggap darurat bencana erupsi Merapi di Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Pengungsi tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo, Kabupaten Sleman memilih bertahan di barak pengungsian meskipun sudah ada rekomendasi dari BPPTKG yang menyatakan bahwa pengungsi sudah boleh dipulangkan, karena Merapi telah memasuki fase erupsi efusif.

"Pengungsi yang merupakan kelompok rentan dari Dusun Kalitengah Lor ini tetap bertahan di barak pengungsian, karena Pemerintah Kabupaten Sleman belum mengizinkan pulang ke rumah," kata Camat (Panewu) Cangkringan Suparmono di Sleman, Selasa.

Menurut dia, para pengungsi ini tetap bertahan sampai nanti ada instruksi dari Bupati Sleman terkait pemulangan pengungsi.

"Pemkab Sleman belum akan memulangkan pengungsi karena saat ini masih dalam masa PPKM dari 11 hingga 25 Januari 2021, sehingga para pengungsi tetap berada di barak pengungsian," katanya.

Salah satu pengungsi di barak Glagaharjo Sayem (65) mengatakan jika ia sudah tinggal di barak pengungsian Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan selama 2,5 bulan, dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ada perintah resmi dari pemerintah.

"Kalau belum ada perintah pulang, saya tetap bertahan di sini. Saya ikut pemerintah. Sebenarnya kadang-kadang ingin pulang. Kalau mau pulang pemerintah belum mengizinkan pengungsi untuk pulang," katanya.

Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Glagaharjo Rambat Wahyudi mengatakan jika pengungsi, terutama kelompok rentan tidak akan kembali ke rumah sebelum ada instruksi dari pemerintah Kabupaten Sleman, yang mengizinkan pengungsi pulang ke rumah masing-masing.

"Ikut anjuran Pemkab Sleman, kami tidak ingin kecolongan seperti kejadian erupsi Gunung Merapi 2006, dimana pengungsi pulang sehari kemudian erupsi," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024