Menkominfo mengapresiasi novel grafis karya penyanyi Agnez Mo
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengapresiasi karya seni berupa novel grafis atau komik karya penyanyi Agnes Monica Multojo atau Agnez Mo.
Menkominfo mendukung pekerja seni yang berkreasi di kancah global agar menjadi inspirasi pengembangan kebudayaan Indonesia.
“Ini gagasan-gagasan, kreasi-kreasi, seni yang luar biasa. Apalagi menampilkan (kebudayaan) Indonesia,” ujar Johnny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal itu dia sampaikan saat menerima sampul novel grafis dari Agnez Mo di acara buka puasa dan penyerahan bantuan solidaritas pelaku industri hiburan yang dilaksanakan Indonesia Entertainment Ecosystem (Eventori), Jakarta, Rabu (28/04).
Menurut Menteri Johnny, setiap konten kreator dan hak cipta harus dilindungi, apalagi banyak pekerja seni yang menampilkan kreatifitasnya di kancah internasional dengan tidak melupakan identitas lokal.
“Di Indonesia begitu banyak sumber inspirasi dari budaya kita, dan ternyata Agnez Mo menerjemahkan secara luar biasa, salut, saya bangga ,” kata dia.
Agenz Mo yang juga sebagai co-founder Eventori mengatakan, novel grafis tersebut merupakan sebuah karya seni yang diadaptasi dari video musiknya berjudul “Long As I Get Paid”.
Dalam video musik tersebut mengisahkan tentang nuansa Nusantara yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2017 silam.
Sedangkan novel atau komik berjudul Don’t Wake Up itu rencananya akan diterbitkan pada November mendatang oleh Z2 Comics yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat.
“Saya selalu menikmati storytelling, apakah melalui lagu yang saya tulis maupun video musik yang saya sutradarai. Saya sangat senang dengan dunia baru novel grafis ini. Sangat menyenangkan memformulasikan fantasi yang awalnya dibuat untuk lagu saya dan menjelma menjadi nyata dalam wujud karakter komik,” kata dia.
Sementara itu, CEO Eventori Rio Abdurrachman mengatakan kehadiran Menkominfo dalam acara itu merupakan tanda keberpihakan pemerintah pada industri hiburan di Indonesia.
Kepada Menkominfo, Rio berharap industri hiburan di masa yang akan datang dikuasai oleh anak negeri dengan karya dan kreatifitas yang tidak kalah dengan bangsa lain.
“Tujuannya adalah kita ingin menjadi jalan raya supaya para talenta-talenta yang bagus dan kreatif, yang ada di pelosok-pelosok negeri ini, mereka bisa memiliki akses pasar,” ujar dia.
Rio menilai industri hiburan di Tanah Air saat ini bergantung pada kecanggihan teknologi digital, dan hal itu menjadi kebutuhan pokok.
“Kita di industri hiburan dan media keduanya bisa hidup dan bisa jalan tentu lewat jalan yang disiapkan oleh Pak Menteri, yaitu ada digitalisasi. ... Buat kita apa yang di bawah Pak Menteri (infrastruktur telekomunikasi), ini adalah kebutuhan pokok kami,” ujar dia
Dalam acara itu, Menteri Johnny didampingi Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. Hadir pula Menteri Perdagangan RI periode 2016-2019 Enggartiasto Lukita.
Menkominfo mendukung pekerja seni yang berkreasi di kancah global agar menjadi inspirasi pengembangan kebudayaan Indonesia.
“Ini gagasan-gagasan, kreasi-kreasi, seni yang luar biasa. Apalagi menampilkan (kebudayaan) Indonesia,” ujar Johnny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal itu dia sampaikan saat menerima sampul novel grafis dari Agnez Mo di acara buka puasa dan penyerahan bantuan solidaritas pelaku industri hiburan yang dilaksanakan Indonesia Entertainment Ecosystem (Eventori), Jakarta, Rabu (28/04).
Menurut Menteri Johnny, setiap konten kreator dan hak cipta harus dilindungi, apalagi banyak pekerja seni yang menampilkan kreatifitasnya di kancah internasional dengan tidak melupakan identitas lokal.
“Di Indonesia begitu banyak sumber inspirasi dari budaya kita, dan ternyata Agnez Mo menerjemahkan secara luar biasa, salut, saya bangga ,” kata dia.
Agenz Mo yang juga sebagai co-founder Eventori mengatakan, novel grafis tersebut merupakan sebuah karya seni yang diadaptasi dari video musiknya berjudul “Long As I Get Paid”.
Dalam video musik tersebut mengisahkan tentang nuansa Nusantara yang diproduksi di Amerika Serikat pada 2017 silam.
Sedangkan novel atau komik berjudul Don’t Wake Up itu rencananya akan diterbitkan pada November mendatang oleh Z2 Comics yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat.
“Saya selalu menikmati storytelling, apakah melalui lagu yang saya tulis maupun video musik yang saya sutradarai. Saya sangat senang dengan dunia baru novel grafis ini. Sangat menyenangkan memformulasikan fantasi yang awalnya dibuat untuk lagu saya dan menjelma menjadi nyata dalam wujud karakter komik,” kata dia.
Sementara itu, CEO Eventori Rio Abdurrachman mengatakan kehadiran Menkominfo dalam acara itu merupakan tanda keberpihakan pemerintah pada industri hiburan di Indonesia.
Kepada Menkominfo, Rio berharap industri hiburan di masa yang akan datang dikuasai oleh anak negeri dengan karya dan kreatifitas yang tidak kalah dengan bangsa lain.
“Tujuannya adalah kita ingin menjadi jalan raya supaya para talenta-talenta yang bagus dan kreatif, yang ada di pelosok-pelosok negeri ini, mereka bisa memiliki akses pasar,” ujar dia.
Rio menilai industri hiburan di Tanah Air saat ini bergantung pada kecanggihan teknologi digital, dan hal itu menjadi kebutuhan pokok.
“Kita di industri hiburan dan media keduanya bisa hidup dan bisa jalan tentu lewat jalan yang disiapkan oleh Pak Menteri, yaitu ada digitalisasi. ... Buat kita apa yang di bawah Pak Menteri (infrastruktur telekomunikasi), ini adalah kebutuhan pokok kami,” ujar dia
Dalam acara itu, Menteri Johnny didampingi Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi. Hadir pula Menteri Perdagangan RI periode 2016-2019 Enggartiasto Lukita.