Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di kabupaten Tanah Bumbu provinsi Kalimantan Selatan.
"Kenapa saya mau datang ke sini alasan besarnya kawasan ini, pabrik ini, perusahaan PT Jhonlin mampu membuka lapangan pekerjaan yang banyak," kata Presiden Jokowi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada Kamis.
Dalam acara peresmian pabrik biodiesel tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, pemilik PT Jhonlin Grup Samsuddin Andi Arsyad atau Haji Isam, Komisaris PT Jhonlin Agro Raya yang juga mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta pejabat terkait lainnya.
"Kita tahu Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, CPO (Crude Palm Oil), kelapa sawit, potensi kita mencapai 52 juta ton CPO per tahun. Jumlah yang sangat besar dan 40 persennya dari potensi yang ada dimiliki oleh para petani-petani kecil kita," tambah Presiden.
Artinya, menurut Presiden, dengan potensi sebesar itu, pelaku usaha kelapa sawit tidak boleh hanya berhenti di produk CPO saja.
"(Alasan) kedua (karena) bisa menjaga stabilisasi harga CPO. Jangan sampai kita memiliki CPO tapi yang menentukan harga yang ada di pasar, tidak," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi meminta agar seharusnya pengusaha kelapa sawit Indonesia juga bisa mengendalikan harga.
"Dengan cara kalau pas ekspor harga baik, silakan ekspor. Kalau tidak, pakai sendiri. Kita punya alternatif dan opsi-opsi itu, memastikan stabilitas demand dan permintaan petani sawit dan memberi efek pada kesejahteraan masyarakat secara luas," tambah Presiden.
Alasan ketiga bagi Presiden Jokowi untuk menghadiri acara peresmian adalah demi pengembangan biodiesel agar Indonesia dapat masuk kepada energi baru terbarukan yang akan meningkatkan kualitas lingkungan.
"Melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca. Pilihan untuk memperkuat biodiesel sangat-sangat strategis ke depan," ungkap Presiden.
Biodiesel, menurut Presiden Jokowi, juga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Kemudian menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar. Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini, dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis," tambah Presiden.
Dengan cara seperti itu, pada 2020, Indonesia sudah menghemat devisa sebesar Rp38 triliun dari produksi biodiesel.
"Diperkirakan pada 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun dan yang paling penting menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak. Ini yang ditunggu-tunggu masyarakat membangun smelter, membuka lapangan pekerjaan. Membangun pabrik biodiesel, membuka lapangan pekerjaan," tegas Presiden.
Menurut Amran Sulaiman selaku Komisaris PT Jhonlin Agro Raya, total investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik biodiesel itu adalah sebesar Rp2 triliun untuk pembangunan selama 2 tahun.
Pabrik rencanannya akan menghasilkan produksi biodiesel setara kualitas B30 sebesar 1.500 ton per hari. Pabrik juga akan mengembangkan produksi B50 dalam waktu dekat.
PT Jhonlin Grup sendiri berdiri di kawasan seluas 730 hektare dengan 12 industri yang terdiri dari pabrik biodiesel, pabrik minyak goreng, dan direncanakan pembangunan 4 unit smelter pada 2023. Kelompok usaha itu disebut Amran mempekerjakan karyawan langsung sebanyak 20 ribu orang dengan total realisasi investasi sebesar Rp29 triliun.