Yogyakarta (ANTARA) - Harga minyak goreng kemasan premium di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan menjadi sekitar Rp24.000 per liter usai dicabutnya kebijakan harga eceran tertinggi dan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta masyarakat untuk membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhan.
"Tidak perlu membeli dalam jumlah banyak karena merasa khawatir persediaan terbatas. Terkadang stok di satu toko kosong, tetapi di toko lain masih menjual minyak goreng. Karenanya, tidak perlu panik lalu membeli dalam jumlah banyak," kata Haryadi di Yogyakarta, Jumat.
Ia justru mengkhawatirkan kenaikan harga yang mungkin tidak terkendali usai dicabutnya kebijakan harga eceran tertinggi untuk minyak goreng.
"Karena harga diserahkan ke pasar, maka dimungkinkan terjadi kenaikan harga. Salah satu upaya agar harga tidak terus naik adalah membeli dalam jumlah cukup. Supaya permintaan tetap stabil sesuai hukum ekonomi," katanya.
Ia memastikan, pemerintah daerah akan selalu memantau persediaan bahan kebutuhan pokok terutama menjelang Ramadhan seperti saat ini.
"Yang perlu dibangun dalam mindset masyarakat adalah, membeli dalam jumlah cukup sehingga harga tetap terkendali. Jangan karena mendekati Ramadhan dan nanti Lebaran terjadi kenaikan harga karena masyarakat membeli dalam jumlah banyak melebihi kebutuhan," katanya.
Hal senada disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang memastikan bahwa pemerintah daerah akan mengupayakan agar berbagai kebutuhan pokok tersedia dalam jumlah cukup menjelang Ramadhan dan Lebaran.
“Komunikasi dengan distributor harus tetap dilakukan dan meminta komitmen mereka untuk memasok bahan kebutuhan pokok. Hingga saat ini, kebutuhan pokok tersedia dalam jumlah cukup,” katanya.
Khusus untuk minyak goreng, Heroe menyebut harga jual mengalami kenaikan karena diserahkan pada mekanisme pasar. “Untuk di Yogyakarta, kami tidak menemukan oknum yang menimbun minyak goreng,” katanya.
Sementara itu, Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) meminta pemerintah memperketat pengawasan harga eceran tertinggi minyak goreng curah Rp14.000 per liter dan diperuntukkan bagi konsumen menengah ke bawah.
"Lebih baik jika subsidi minyak goreng tidak dilakukan secara terbuka seperti sekarang karena dikhawatirkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi ini atau diborong masyarakat mampu," kata Ketua LKY Saktya Rini Hastuti.
Selain itu, LKY juga mendesak KPPU untuk mendalami dugaan kartel dan oligopoli bisnis minyak goreng, CPO, dan sawit disertai pemberian sanksi tegas apabila ditemukan.
Berita Lainnya
Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Nataru
Minggu, 10 November 2024 15:23 Wib
Pemda DIY minta distributor tidak buru-buru naikkan harga Minyakita
Senin, 19 Agustus 2024 17:45 Wib
Pemerintah sanksi pengusaha minyak goreng tak tertib
Senin, 19 Agustus 2024 17:03 Wib
Aktor Ahn Bo-hyun coba mi goreng Indonesia
Minggu, 7 Juli 2024 2:26 Wib
Yoojun BAE173 suka makan nasi goreng
Senin, 3 Juni 2024 5:41 Wib
Pemerintah segera bayar utang "rafaksi" minyak goreng kepada pengusaha
Senin, 25 Maret 2024 16:25 Wib
HET minyak goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 18:51 Wib
Jokowi bersama para menteri sarapan sukun goreng di IKN
Jumat, 1 Maret 2024 10:51 Wib