DLH berharap lahan TPA transisi segera direalisasikan

id TPA Piyungan,sampah,penutupan sementara

DLH berharap lahan TPA transisi segera direalisasikan

Ilustrasi - Tumpukan sampah di salah satu tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta akibat penutupan TPA Piyungan. ANTARA/HO-DLH Yogyakarta

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta berharap agar lahan untuk kebutuhan transisi tempat pembuangan akhir bisa segera direalisasikan sebagai alternatif lokasi pembuangan sampah saat TPA Piyungan kembali ditutup sementara seperti saat ini.

“Jika tidak ada lahan untuk pembuangan sampah sementara atau lahan transisi maka yang akan terjadi seperti arus lalu lintas. Buka tutup TPA Piyungan,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko di Yogyakarta, Jumat.

Pada Jumat (1/4) hingga Minggu (3/4) kembali dilakukan penutupan sementara di TPA Piyungan dan pelayanan armada sampah akan dibuka kembali pada Senin (4/4).

Penutupan pada awal April tersebut hanya berjarak sekitar 10 hari dari penutupan terakhir yang dilakukan pada 20 Maret.

Sebelum penutupan dilakukan, lanjut Haryoko, sudah ada informasi dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) DIY selaku pelaksana revitalisasi TPA Piyungan agar pemerintah daerah bisa menyediakan lahan untuk TPA transisi pada 27 Maret.

Penyediaan lahan transisi dibutuhkan karena ketinggian tumpukan sampah di TPA Piyungan saat ini sudah mencapai sekitar 140 meter sehingga berisiko longsor apabila tetap dilakukan pembuangan sampah.

“Apalagi saat ini masih musim hujan sehingga TPA Piyungan perlu ditutup sementara untuk mengurangi risiko terjadinya longsoran sampah,” katanya.

Sementara itu, lahan transisi yang disiapkan berada di sisi utara Zona A TPA Piyungan. Lahan tersebut berupa gundukan sehingga tetap perlu pengelolaan untuk mengoptimalkan pembuangan sampah.

“Tetap perlu diurug dan dibuat terasering. Jika sampah hanya dibuang dan ditumpuk, maka dalam waktu kurang dari satu tahun sudah akan penuh,” katanya.

Saat ini, sedang dilakukan proses revitalisasi di TPA Piyungan sehingga nantinya tempat pembuangan sampah tersebut sudah menerapkan pengolahan sampah dengan mesin menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.

Selain menyiapkan lahan transisi, Haryoko kembali mengingatkan masyarakat untuk mengintensifkan pengolahan sampah sejak dari rumah tangga guna mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan. Rata-rata volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan mencapai lebih dari 300 ton per hari.

“Kami sudah banyak memberikan pelatihan pengolahan sampah organik ke masyarakat. Ada banyak cara yang bisa digunakan, mulai dari komposter, takakura, losida, hingga biopori,” katanya.

Sedangkan untuk sampah anorganik bisa dikumpulkan melalui Bank Sampah yang sudah ada di wilayah. “Jadi bisa mengurangi beban tempat pembuangan sampah sementara. Sampah yang dibuang adalah residu,” katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2025