Lili terlahir tak miliki tangan-kaki tetap produktif di internet

id internet

Lili terlahir tak miliki tangan-kaki tetap produktif di internet

Tangkapan layar Kimberly Aprilia Harefa atau Lili (ANTARA/HO-KAH)

Yogyakarta (ANTARA) - Kimberly Aprilia Harefa yang akrab dipanggil Lili (26) tidak memiliki tangan dan kaki tetapi tetap produktif di internet sehingga bisa memperoleh pendapatan dari aktivitasnya tersebut.

"Internet mesti bisa membuka ruang luas bagi semua kelompok, khususnya masyarakat penyandang disabilitas," kata Koordinator Jogja Startup Foundation (JSF) Anggoro pada diskusi "Difabel Bisa Produktif di Internet" melalui platform Live Streaming GoPlay, Kamis (16/6).

Ia mengatakan, kasus seperti Lili banyak sekali terjadi di seluruh dunia. Solusi teknologi mesti tidak bias pada satu kelompok masyarakat.

"Lili kemudian menjajal aneka peluang media sosial untuk mendapat atensi sehingga bisa dapat teman sekaligus kalau bisa ya pendapatan tambahan. Tapi platform yang mengharuskan memiliki followers lebih dulu ternyata kurang cocok untuk profil seperti Lili," katanya.

Menurut dia, Indonesia memiliki kelebihan yakni masyarakatnya sangat murah hati atau gampang tergerak hatinya untuk menyumbang demi kebaikan. Dalam survei tingkat dunia, Indonesia bahkan peringkat satu sebagai negara paling dermawan sedunia.

Platform live streaming yang memungkinkan penonton memberi virtual gift yang bisa diuangkan, ternyata menurut Anggoro, cocok sebagai ruang bagi orang-orang seperti Lili.

"Jadi elemennya bukan hanya hiburan, keren-kerenan, gosip-gosipan tapi juga inspirasi, rasa ingin mendukung dari para penonton pada Lili. Lili kemudian mencoba menggambar live di GoPlay dan hasilnya lumayan. Lili semangat sekali dan mengajak teman-temannya untuk juga ikut live streaming," katanya.

Sebenarnya, menurut Anggoro, penonton Lili saat live streaming tidak lah banyak. Hanya 40-100 orang. Tapi mereka bisa langsung berinteraksi dan berbagi.

"Lili bahkan bisa memutarkan lagu permintaan penontonnya dari laptopnya, bahkan ikut bernyanyi, dan kemudian bercakap, dan menerima semangat tiap kali dia menggerakkan mulutnya," kata Anggoro.

Lili yang hadir di diskusi ini, membenarkan bahwa live streaming berbeda dengan aplikasi online lain yang dia tidak bisa langsung mendengar respons dari penontonnya. Lili banyak bertemu teman baru saat live dan bahkan memiliki penggemar setia yang selalu hadir tiap kali dia live di GoPlay.

"Namanya Yonatan siswa SMP dari Tangerang. Yonatan rajin memberi komen dan membalas komen-komen lain yang masuk. Obrolan dengan Yonatan bisa seru, sambil lihat-lihat gambar. Selain Yonatan, ada juga akun Ikadakimas dan Alim dari Yogya," kata Lili.

Lili makin semangat karena ia menerima banyak virtual gift dari penonton dan penggemarnya yang selalu ia dapatkan tiap live sepekan bisa sampai 3 kali.

"Nilainya besar sekali lebih dari gaji saya. Sekali live bisa sampai Rp200 ribu. Senang sekali pokoknya mau buat bantu ibu buka warung penyetan," kata Lili.

Lili yang memiliki penghasilan tetap tak sampai Rp1 juta sebulan dari menjadi HRD sebuah lembaga khusus untuk difabel ini, kalau sukses di platform live streaming, ingin makin aktif di Instagram. Dia ingin terus mendalami dunia konten kreator.

"Instagram sama GoPlay tampaknya cocok untuk teman-teman difabel, karena tidak sesulit bikin video di Youtube ya," kata Lili.