Dukung GNPIP, Polbangtan terjunkan dosen-mahasiswa dampingi pengembangan bawang putih di Tegal

id polbangtan,gnpip,kementan

Dukung GNPIP, Polbangtan terjunkan dosen-mahasiswa dampingi pengembangan bawang putih di Tegal

Polbangtan YoMa mengirimkan dosen dan mahasiswa mendampingi pengembangan bawang putih di Tegal, Jateng, mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) (ANTARA/HO-Polbangtan YoMa)

Yogyakarta (ANTARA) - Sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) mengirimkan perwakilan dosen dan mahasiswa sebagai narasumber dalam Program Peningkatan Produktivitas dan Biaya Usaha Tani melalui Inisiasi Aplikasi Reduktan Pestisida di Learning Center Bawang Putih, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Siaran pers yang diterima dari Polbangtan YoMa di Yogyakarta, Minggu, menyebutkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menekankan bahwa tugas utama Kementerian Pertanian adalah memastikan terjaminnya ketahanan pangan bagi 2,6 juta jiwa rakyat Indonesia dengan cara memastikan ketersedian stok pangan aman.

"Kedaulatan pangan bisa menjadi satu di antara jawaban dan solusi guna menghadapi permasalahan naiknya angka inflasi dalam beberapa waktu terakhir. Prinsip kedaulatan pangan adalah kita bisa memanfaatkan bahan pangan apapun yang tersedia di sekitar kita untuk memenuhi pangan kita sendiri, maka ayo kita kembangkan lagi produk tanaman pangan lokal sebagai sumber pangan kita," kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menjelaskan pertanian penting untuk menyangga hidup dan kehidupan umat manusia sehingga krisis pangan dan inflasi pangan tidak bisa dianggap remeh karena bersifat global. 

"Kita mesti keluar dari kondisi krisis ini. Kita harus antisipasi krisis pangan global. Kita kendalikan inflasi yang disebabkan komoditas yang sering mengungkit inflasi. Kita mengendalikan produksinya, olahannya, distribusinya," ujar Dedi.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kabupaten Tegal (KPW BI Tegal) ini merupakan salah satu dari rangkaian program GNPIP komoditas bawang putih, bawang merah, dan cabai. Kegiatan turut dihadiri oleh Asisten Deputi Sarana Prasarana Kemenko Perokonomian,  Deputi 2 Kemenko PMK, Bappeda Kabupaten Tegal, dan petani milenial setempat.

Taufik Amrozy, selaku Kepala KPW BI Tegal, yang hadir dalam kegiatan mengatakan bahwa GNPIP merupakan salah satu langkah strategis yang ditempuh pemerintah untuk menekan inflasi pangan. "Inflasi pangan menjadi sangat kritikal karena bobot inflasi pangan terhadap pengeluaran rumah tangga di Indonesia. Sehingga, kenaikan inflasi bahan pangan akan menggerus daya beli dan akhirnya menurunkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah, apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak pada sosial-politik dan keamanan," ujarnya.

Untuk mengelola tekanan inflasi ini, kata Taufik, dapat dilakukan dari sisi suplai dan mendorong produksi serta mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Salah satunya melalui GNPIP yang dilakukan dalam program jangka pendek dan menengah untuk komoditas bawang merah, bawang putih, dan cabai merah.

"Bawang putih, bawang merah, dan cabai merupakan beberapa komoditas volatile food atau komoditas pangan bergejolak yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Akibat harganya yang sangat bergejolak, ketiganya sering dikaitkan sebagai sumber inflasi pangan," katanya.

Upaya penekanan inflasi pangan ini tentunya perlu dukungan dari semua pihak. Pihak BI sudah menginisiasi pendirian Learning Center Bawang Putih  bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Kini, pengembangan bawang putih di Tegal sudah mencapai 400 hektare dengan petani yang terlibat sekitar 240 petani. Namun, dalam praktiknya masih ditemui kendala dari sisi ketersediaan benih yang berkualitas, kualitas produk, dan harga jual produk.

Rajiman, Dosen Polbangtan YoMa, yang hadir sebagai narasumber menyatakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut. "Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan kualitas SDM melalui pelatihan, pengembangan kelembagaan, dan penyediaan benih berkualitas," ujarnya.

Sebagai dosen yang ahli di bidang perbenihan, Rajiman melanjutkan bahwa untuk memenuhi ketersedian benih yang berkualitas dapat dilakukan melalui seleksi dan pemurnian benih lokal, penerapan konservasi, pemupukan berimbang, pengurangan penggunaan pestisida, penerapan pola tanam, dan pematahan dormansi.

Rajiman juga menyatakan pihaknya siap berkomitmen untuk mendukung program GNPIP ini melalui skema kerjasama penerjunan mahasiswa jika diperlukan. "Kami punya kegiatan magang, PKL, dan yang terbaru MBKM. Melalui kegiatan tersebut kami bisa turut membantu melalui penerjunan mahasiswa untuk melakukan pendampingan terhadap petani baik tentang pembentukan kelembagaan maupun teknis lainnya," kata Rajiman.

Sementara, Syahrani Dwi Lukmana, mahasiswa aktif Polbangtan YaMa, yang turut hadir mengisi materi terkait kultur jaringan menambahkan bahwa penerapan kultur jaringan dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan benih yang sudah baik dan berkualitas sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan beih bawang putih.

"Kami punya cita-cita untuk menjalankan program KUJADES atau Kultur Jaringan Masuk Desa. Sehingga praktik kultur jaringan ini dapat lebih dikenal dan dipraktikan oleh masyarakat," ujarnya.