Gorontalo (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tegas menyampaikan tidak ada toleransi bagi pelaku kekerasan seksual utamanya di kalangan pendidikan.
Perwakilan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Gorontalo Arkam Karim di Gorontalo, Sabtu mengatakan, atas peristiwa dugaan kekerasan seksual yang terjadi di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UNUGO), pihaknya telah mengambil langkah-langkah penanganan untuk segera menuntaskan-nya.
Dugaan kasus kekerasan seksual di kampus UNUGO tersebut diduga melibatkan oknum rektor.
Sementara korbannya sendiri berasal dari kalangan dosen hingga tenaga kependidikan.
"Ini adalah garansi bagi masyarakat di Gorontalo bahwa NU tidak akan menolerir hal-hal yang berbau kekerasan seksual yang sama sekali tidak inginkan terjadi di ruang pendidikan," kata Arkam.
Hal yang paling penting kata dia, semua pihak terkait saat ini sementara menyiapkan aturan-aturan yang akan diperketat dengan tujuan untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali.
Langkah tersebut untuk meyakinkan kepada seluruh orang tua yang ingin menyekolahkan putera-puteri mereka bahwa UNUGO adalah tempat yang aman untuk melanjutkan pendidikan.
"Kami pun sementara menyiapkan langkah untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh masyarakat Gorontalo yang ingin memberikan kesempatan kepada putera-puteri mereka yang ingin kuliah di UNUGO," katanya.
Berita Lainnya
Polisi didesak temukan peretas akun medsos suruh ibu cabuli anak kandung
Senin, 10 Juni 2024 9:14 Wib
Pemilik akun medsos suruh ibu cabuli anak kandung ditelusuri
Sabtu, 8 Juni 2024 16:46 Wib
11 anak jadi korban pelecehan seksual, proses hukum pelaku dikawal ketat
Kamis, 6 Juni 2024 18:37 Wib
Kasus ibu cabuli anak kandung, penanganan dikawal ketat
Selasa, 4 Juni 2024 12:42 Wib
Ibu cabuli anak kandung di Tangsel, Banten, dikecam
Senin, 3 Juni 2024 17:42 Wib
Guru olahraga lakukan kekerasan seksual anak di Sumbar, pemerintah mengecam
Rabu, 29 Mei 2024 4:59 Wib
Pemerintah kawal kekerasan seksual di UPN Veteran Yogyakarta
Minggu, 12 Mei 2024 14:40 Wib
Lecehkan enam anak, seorang pria "remuk" dihajar massa
Jumat, 10 Mei 2024 0:35 Wib