Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan 55 sekolah dan madrasah di provinsi ini menjadi satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Rabu.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menuturkan bahwa SPAB diperlukan mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk DIY, merupakan daerah rawan bencana.
"Potensi ancaman bencana alam, bencana sosial, maupun bencana nonalam menjadi alasan Pemda DIY perlu menyiapkan sumber daya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," ujar dia.
Menurut dia, kesiapsiagaan dan kewaspadaan perlu ditingkatkan pada saat, sebelum, dan setelah terjadi bencana, yang dimulai dari sekolah dan madrasah.
Untuk menerapkan SPAB, katanya, Tim Siaga Bencana di sekolah/madrasah merupakan instrumen yang harus ada dalam mewujudkan sekolah yang tangguh dan aman bencana.
"Tim Siaga Bencana sekolah adalah perwakilan warga sekolah yang telah mendapatkan pelatihan terkait pengurangan risiko bencana. Tim ini bertugas menyebarluaskan praktik budaya sadar bencana di sekolah," kata Paku Alam X.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana menuturkan pemahaman dan budaya sadar bencana perlu diperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini sebagai bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Upaya tersebut, menurut dia, sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menetapkan program SPAB.
"Adapun jumlah 55 sekolah atau madrasah berasal dari 20 sekolah atau madrasah penerima program SPAB tahun 2020 dan 35 sekolah atau madrasah penerima program SPAB tahun 2022," ujar Biwara.
Biwara menyebutkan 2.906 sekolah atau madrasah di DIY tercatat berada di kawasan rawan bencana.
Untuk membangun ketahanan bencana warga sekolah, kata dia, diperlukan pembekalan keterampilan seperti mengenali ancaman bencana, pertolongan pertama pada gawat darurat (PPGD), menyusun rencana kontigensi, dan mengintegrasikan materi pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum pendidikan atau materi pembelajaran.
"Diperlukan geladi lapang atau simulasi bencana guna memahami secara evakuasi yang baik dan benar manakala terjadi suatu bencana yang menjadi materi dalam pembentukan satuan pendidikan aman bencana ini," kata dia.