Polres Kulon Progo minta masyarakat tidak "padusan" di pantai

id padusan,Ramadhan 2023,Polres Kulon Progo,Kulon Progo

Polres Kulon Progo minta masyarakat tidak "padusan" di pantai

Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat tidak melakukan padusan di sepanjang bibir pantai selatan di wilayah ini untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut.

Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini di Kulon Progo, Selasa, mengatakan padusan merupakan kegiatan atau tradisi rutin setiap menjelang Ramadhan.

"Untuk itu, kami sudah menyampaikan kepada seluruh jajaran kapolsek, khususnya di wilayah yang memiliki perairan untuk padusan meminta masyarakat agar tidak melakukan padusan," kata Fajarini.

Ia mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kulon Progo dan kelompok sadar wisata (pokdarwis), khususnya sepanjang bibir pantai dari Pantai Trisik sampai Congot dilarang dijadikan lokasi padusan.

"Tolong masyarakat jangan mandi di laut (pantai)," katanya.

Selanjutnya, di lokasi wisata air seperti di wilayah Girimulyo, mulai dari Kembang Soka hingga Sungai Mudal, Polres Kulon Progo bekerja sama dengan pokdarwis untuk tetap mengutamakan keselamatan.

"Kita  telah berkoordinasi dengan wilayah lain karena airnya dari wilayah luar sehingga kalau cuaca tidak mendukung maka dilarang mandi di sungai itu," katanya.

Fajarini mengatakan berdasarkan informasi dari Kantor Kementerian Agama Kulon Progo bahwa pelaksanaan puasa serentak pada Kamis (23/3).

"Untuk itu, pada Rabu (22/3) sore, jajaran Polres Kulon Progo akan mengintensifkan patroli, khususnya di wilayah yang memiliki wisata perairan guna mencegah terjadinya kecelakaan laut," katanya.

Salah salah satu warga Kulon Progo Jalu Rahman mengatakan dirinya sangat mendukung kebijakan Polres Kulon Progo terkait larangan mandi di sungai dan bibir pantai di wilayah ini.

"Saya sangat mendukung karena berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, padusan yang menjadi tradisi masyarakat justru berujung malapetaka. Masyarakat ada yang hilang karena mandi di laut," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024