Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Pemilu Presiden Partai Golkar Nusron Wahid membantah jika Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Bukan gabung KKIR. Yang benar Golkar dan PKB sama-sama sepakat menjadi anchor atau jembatan terbentuknya integrasi, KKIR dan KIB. Bukan kami yang gabung," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Penegasan itu disampaikan Nusron menanggapi klaim politikus PKB Faisol Riza. Menurut dia, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP sangat potensial bergabung dengan Gerindra dan PKB dari KKIR untuk menjadi sebuah koalisi besar.
Nusron menjelaskan bahwa integrasi KIB dan KKIR dalam rangka menghindari polarisasi dan framing politik yang tidak sehat, dan berdampak buruk pada kelangsungan demokrasi.
"Kami ingin menghindari adanya kutub perubahan dan status quo. Kami punya pengalaman pada Pemilu 2014 dan 2019 ada cebong dan kampret, religius dan sekuler. Ini tidak baik dan tidak sehat. Harus dihindari," katanya menegaskan.
Karena semangatnya ini adalah merger atau integrasi dua koalisi, menurut Nusron, wajar kalau nantinya calon presiden dari KKIR dan wakil presidennya dari KIB.
"Cukup adil, dua koalisi. KKIR dan KIB. Kalau presidennya Prabowo dari KKIR dan wakilnya Airlangga dari KIB 'kan wajar. Akan tetapi, sekali lagi soal capres dan cawapresnya kami serahkan sama ketua umum masing-masing partai," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nusron Wahid bantah Golkar gabung di KKIR