Dinkes sebut belum ada kasus HMPV di Kota Yogyakarta

id HMPV,Kota Yogyakarta,Dinkes Yogyakarta,virus

Dinkes sebut belum ada kasus HMPV di Kota Yogyakarta

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data, dan Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah. ANTARA/Luqman Hakim

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut belum mendeteksi adanya kasus warga di wilayah ini yang terpapar virus Human Metapneumovirus (HMPV).

"Belum ada karena juga memang vaksin atau alat deteksi diagnosis yang khusus untuk mengidentifikasi virus ini juga belum ada," ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data, dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa.

Lana menuturkan HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala mirip flu biasa semacam batuk, pilek, demam, serta sesak napas atau disebut "Influenza Like Illness" (ILI)

Pada kasus berat, menurut dia, virus yang baru-baru ini merebak di Cina tersebut dapat memicu komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit kronis.

Meski demikian, Lana meminta masyarakat tidak panik dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker di tempat umum, dan menjaga pola hidup sehat guna mengurangi risiko penularan.

"PHBS ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh, sehingga apabila daya tahan tubuh kita kuat, maka penularan berbagai macam virus bisa dicegah," ujar dia.

Mengingat anak-anak termasuk kelompok rentan terpapar, pihaknya mengimbau para orang tua meningkatkan imunitas anak melalui pemberian makanan bergizi seimbang.

Apabila anak mengalami gejala seperti batuk, pilek, atau demam, menurut dia, disarankan untuk tidak masuk sekolah dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

"Sebaiknya memang istirahat di rumah untuk menghindari penularan kepada anak-anak yang lain. Anak-anak sekolah itu kan berkumpul di satu tempat dalam jangka waktu lama dan beraktivitas bersama-sama," ucap dia.

Meski belum ada alat deteksi khusus HMPV, menurut dia, pihaknya telah memperkuat sistem surveilans di seluruh puskesmas untuk mendeteksi setiap kasus penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah, termasuk yang bergejala seperti flu biasa atau "influenza like illness".

"Jika ada peningkatan kasus harapannya itu segera terdeteksi," ujar dia.

Selain itu, Lana menambahkan pemerintah pusat telah meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk internasional seperti bandara dan pelabuhan, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi pelaku perjalanan yang menunjukkan gejala mirip influenza.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan HMPV yang dikabarkan di media massa akhir-akhir ini sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama dan bukan penyakit mematikan, namun publik tetap perlu melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk," kata Menteri Budi di Jakarta, Senin (6/1).*