Jakarta (ANTARA) - Psikolog Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwijojo menyatakan Hari Keluarga Internasional Tahun 2023 merupakan waktu untuk memperkuat bounding antara ayah dan anak.
“Situasi ini menjadi pengingat untuk lebih menguatkan bounding antara anggota keluarga, agar keluarga tetap menjadi rumah yang paling nyaman bagi anak,” kata Vera yang dihubungi langsung oleh ANTARA di Jakarta, Senin.
Vera menuturkan saat ini Indonesia menjadi salah satu negara fatherless country, sebuah fenomena dimana negara kekurangan sosok ayah untuk berperan aktif dalam tumbuh kembang anak. Situasi ini sangat memprihatinkan karena menunjukkan banyak ayah belum menyadari arti dari kehadiran dirinya dalam setiap aktivitas anak.
Sebagai salah satu negara berkembang, banyak laki-laki di Indonesia masih menganggap bahwa perannya dalam keluarga hanya mencari nafkah. Hal inilah yang menyebabkan minimnya interaksi dengan anak dan menyerahkan setiap peran kepada ibu di rumah.
Akibatnya selama menghadapi masa tumbuh kembang, kata dia, anak merasa kurang dicintai oleh ayah, kurang mendapatkan motivasi untuk hidup, mempelajari peran gender yang kurang tepat hingga tidak mempunyai contoh model laki-laki dewasa yang tepat.
“Kemudian soal berpengaruhnya hal ini pada psikologi seksual anak, ini memang masih perlu diteliti lebih lanjut. Tapi yang jelas, masalah perilaku pada anak baik terkait seks atau tidak bisa dipengaruhi salah satu utamanya karena hubungan yang kurang baik di dalam keluarga, termasuk fatherless,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Hari Keluarga Internasional waktu perkuat "bounding" ayah-anak