Petani Gunungkidul panen tembakau 68,5 hektare

id Panen tembakau,Gunungkidul

Petani Gunungkidul panen tembakau 68,5 hektare

Panen raya tembakau di Gunungkidul. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Petani tembakau di Kecamatan/Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya tembakau di lahan seluas 68,5 hektare dengan tingkat harga jual Rp100 ribu sampai Rp300 ribu per kilogram.

Salah satu petani tembakau Purwosari Mandoyo di Gunungkidul, Minggu, mengatakan harga jual tingkat petani saat ini mencapai Rp100 ribu sampai Rp300 ribu tergantung varietas tembakau.

Empat varietas tembakau yang dipanen di antaranya Sadana, Jowo, Paiton dan Kedu.

"Tembakau ini dijual di pasar lokal, pengepul, dan pedagang di wilayah Bantul," kata Mandoyo.

Ia mengatakan kendala yang dihadapi petani tembakau pada umumnya masalah sarana prasarana penyiraman. Selain itu petani juga mengeluhkan masalah pengeringan.

"Kami berharap ada perhatian pemerintah soal masalah pengeringan tembakau," katanya.

Mandoyo mengatakan petani tembakau juga memasarkan tembakau secara daring untuk meningkatkan nilai jual.

“Pasar daring lebih mengarah ke pasar luar daerah,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi mengatakan luas tanaman tembakau yang tersebar di Kalurahan Giritirto dan Giriasih mencapai 68,5 hektare. Luas tanaman ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

“Tahun 2021 ada 75,7 hektare dan 2022 ada 71,7 hektare,” katanya.

Selain luas lahan yang mengalami penurunan jumlah produksi daun basah juga mengalami penurunan pada tiga tahun terakhir.

Pada 2021 tercatat 63 ton sementara 2022 turun menjadi 53 ton.

“Untuk tahun 2023 data yang masuk sementara produksi daun basah tercatat 28 ton,” kata Rismiyadi.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan sentra tembakau di Gunungkidul terdapat di empat wilayah di antarahya Ngawen, Semin, dan Purwosari. Untuk Purwosari terpusat di Padukuhan Ploso dan Gading, Kalurahan Giritirto.

“Potensinya luar biasa, memang dibutuhkan pendampingan yang lebih maksimal lagi,” katanya.

Ia berharap komoditas tembakau semakin berkualitas dan luas lahan meningkat.

"Hal yang perlu diperhatikan adalah pola tanam dan harga jual tembakau tetap tinggi, sehingga pendapatan petani meningkat," katanya.